Model Matematik Kemampuan Menyimpan Air Berbagai Tekstur Tanah

Penduduk Indonesia semakin lama semakin meningkat, sehingga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Peningkatan kebutuhan pangan harus diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian. Salah satu peningkatan produksi pertanian itu adalah dengan memanfaatkan lahan kering. Lahan kering merupakan lahan yang paling luas diIndonesia tetapi memiliki sifat yang kurang baik dalam menahan air, sehingga diperlukan suatu penyusunan model untuk mengetahui kemampuan tanah dalam menahan air. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Menyusun model matematik aliran air vertikal tanah tidak jenuh (unsaturated) pada media tanah berbagai tekstur serta 2) untuk mempelajari kemampuan berbagai tanah menahan air setelah fase pembasahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menyusun model matematik kemudian dikomparasi dengan data hasil dari eksperimen dan tidak menggunakan rancangan percobaan. Perlakuan yang diobservasi adalah kadar air yang tekandung dalam tanah yag ditinjau pada proses pengeringan. Proses pengeringan yaitu dengan melakukan pemberian air terhadap tanah bertekstur lempung berpasir sampai air mengalir keluar. Air dalam tanah tersebut dibiarkan terdrainase secara bebas, kemudian dalam setiap 12 jam sekali dilakukan pengamatan yaitu pengambilan sampel kadar air selama 84 jam atau 3,5 hari. Berdasarkan hasil analisa tanah lempung berpasir memiliki kandungan liat 9%, pasir 80%, debu 11%; kapasitas lapang sebesar 27,28%; titik layu permanen 8,68%; jumlah air tersedia 18,6%; bobot isi tanah 1,24gram/cm³; bahan organik sebesar 2,69% . Berdasarkan model matematik yang disusun, kadar air dalam tanah lempung berpasir semakin lama semakin berkurang. Tanah dengan tekstur kasar kurang mampu dalam menahan air dalam waktu yang lama, sedangkan tanah tekstur halus dapat menahan air dalam tanah dalam waktu yang lama