Ujicoba Bahan Kantong Bioplastik Pati Tapioka dan Onggok Tapioka dengan Gliserol Sebagai Plasticizer

Penggunaan plastik sintetik sebagai bahan pengemas memang memiliki berbagai keunggulan seperti mempunyai sifat mekanik dan barrier yang baik, harganya yang murah dan kemudahannya dalam proses pembuatan dan aplikasinya. Sayangnya, plastik sintetik (poliolefin) mempunyai kestabilan fisikokimia yang terlalu kuat sehingga plastik sangat sukar terdegradasi secara alami dan telah menimbulkan masalah dalam penanganan limbahnya. Permasalahan tersebut tidak dengan serta merta dapat terselesaikan melalui pelarangan atau pengurangan penggunaan plastik. Salah satu cara alternatif mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan membuat bioplastik yang dibuat dari polimer alami, salah satu polimer yang bisa dimanfaatkan adalah ubi kayu. Produktivitas nasional ubi kayu di Indonesia sangat tinggi namun, pemanfaatan ubi kayu masih terbatas untuk pangan, sebagian besar diolah menjadi produk setengan jadi berupa pati, tepung ubi kayu, gaplek dll. Di sisi lain, sektor industri pertanian menghasilkan limbah tapioka (onggok) dalam jumlah sangat banyak sehingga sering menimbulkan masalah lingkungan, karena berpotensi sebagai polutan di daerah sekitar pabrik. Setiap satu ton ubi kayu dapat dihasilkan 250 kg tepung tapioka dan 114 kg onggok. Onggok tapioka mengandung pati dalam jumlah yang cukup tinggi yaitu sebesar 79,7 % dengan kadar amilosa 17 % dan amilopektin 83 %. Komponen lainnya berupa 18,3 % air, 0,8 % protein, 2,2 % serat kasar, 0,2 % lemak dan 2,5% abu. Pada penelitian ini bioplastik dibuat dari bahan pati tapioka, onggok tapioka dan gliserol sebagai plasticizer. Bioplastik dibuat dengan berbagai macam variasi komposisi pati-onggok-gliserol, dengan 12 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Setelah itu, untuk mengetahui seberapa layak bioplastik yang dihasilkan digunakan sebagai pengganti plastik sintesis maka dilakukan uji sifat mekanis dan uji sifat fisik. Uji sifat mekanik berupa uji kuat tarik dan uji kelenturan (elingasi) sedangkan uji sifat fisik berupa uji daya serap air dan uji densitas. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bioplastik dengan perlakuan terbaik didapatkan dari komposisi 8 gram pati tapioka, 2 gram onggok dan 1 gram gliserol. Pada perlakuan tersebut didapatkan data besarnya nilai kuat tarik sebesar 12,772 MPa, nilai persen pemanjangan sebesar 19.75 %, nilai densitas sebesar 1,254 gram/cm3, nilai daya serap air sebesar 14,701 %. Nilai-nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan data syarat standar poliolefin. Hasilnya bioplastik sudah memenuhi syarat poliolefin kecuali nilai daya serap air bioplastik yang masih terlalu tinggi