Penentuan Tingkat Kerusakan Mekanis Buah Salak Akibat Proses Pengangkutan Menggunakan Simulator Getaran

Selama transportasi, produk buah yang dikemas akan mengalami kerusakan terutama kerusakan fisik. Kerusakan fisik ditandai dengan adanya cacat pada permukaan buah, serta memar atau luka pada daging buah. Proses kerusakan ini diakibatkan oleh benturan (shock) dan getaran (vibration) selama transportasi. Kerusakan fisik dapat juga disebabkan oleh isi kemasan yang terlalu penuh (over packaging) ataupun terlalu kurang (under packaging) dan penumpukan kemasan yang berlebihan. Tujuan penelitian adalah untuk Mempelajari sistem pengangkutan buah salak pada tujuan pengiriman dengan lokasi yang berbeda, mengetahui kondisi yang terjadi pada daging buah salak selama proses pengangkutan dengan kondisi amplitudo getaran dan bobot kemasan yang berbeda, serta mengetahui tingkat kerusakan pada buah salak akibat amplitudo getaran selama proses pengangkutan pada alat meja getar. Pengujian getaran dilakukan di lab.daya dan mesin pertanian menggunakan meja getar untuk mengetahui seberapa besar kerusakan bahan yang terjadi akibat getaran selama transportasi. Alat ini menggunakan motor listrik sebagai sumber penggerak dengan kecepatan putaran 200 Rpm. Sedangkan pengujian tekstur dan kuat tekan dilakukan di lab.teknologi pangan LSIH-UB dengan menggunakan alat penetrometer. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara eksperimental meliputi dua perlakuan, yaitu amplitudo getaran pada meja getar dan komposisi berat buah salak dalam kemasan. Setelah itu pada masing-masing perlakuan akan dianalisa dan dibandingkan hasilnya. Perlakuan pertama adalah pada variasi amplitudo getaran (λ) dengan nilai amplitudo 2 cm, 3 cm dan 4 cm sedangkan pada perlakuan kedua adalah berat bahan dalam kemasan, yaitu dengan bobot 3 Kg, 6 Kg dan 9 Kg. Dari data tersebut akan didapat kombinasi perlakuan yaitu: amplitudo 2 cm dengan berat 3 Kg, amplitudo 2 cm dengan berat 6 Kg, amplitudo 2 cm dengan berat 9 Kg, amplitudo 3 cm dengan berat 3 Kg, amplitudo 3 cm dengan berat 6 Kg, amplitudo 3 cm dengan berat 9 Kg, amplitudo 4 cm dengan berat 3 Kg, amplitudo 4 cm dengan berat 6 Kg, amplitudo 4 cm dengan berat 9 Kg. Secara garis besar tahapan penelitian di bagi dalam tiga tahap yaitu: (1) Rancangan fungsional alat, (2) Analisa dan proses kerja alat, dan (3) Analisa tekstur bahan. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa kombinasi antara 3 variasi amplitudo getaran dan bobot kemasan uji diketahui bahwa terdapat hasil beda nyata pada perlakuan yang menunjukkan bahwa antara kombinasi perlakuan terdapat perbedaan. Nilai penetrasi paling besar yang berarti menunjukkan penurunan kualitas tekstur paling cepat pada buah salak terjadi pada kombinasi perlakuan dengan amplitudo getaran terbesar (4 cm) dan pada kemasan yang memuat buah dengan bobot terkecil (3 Kg) yaitu sebesar 0.0262 pada hari ke-5 dan 0.0274 pada hari ke-7. Sedangkan adanya perbedaan antara hari ke-5 dan hari ke-7 menunjukkan bahwa jika semakin lama buah disimpan setelah diangkut, maka akan terjadi penurunan tekstur. Hal tersebut telah dibuktikan dengan analisa penghitungan RAK yang menunjukkan hasil beda nyata antar perlakuan jika dibandingkan dengan kontrol