Penerapan Supply Chain Management dalam Pengendalian Persediaan Tepung Gandum BR GH Merah Untuk Produksi Biskuit Square Puff dan Cream Crackers di PT. UWBM Sidoarjo

PT. UWBM merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi square puff dan cream crackers. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan kedua biskuit tersebut adalah tepung BR GH Merah. Fluktuasi permintaan biskuit square puff dan cream crackers yang tidak mudah diprediksi mengakibatkan perusahaan mengalami kelebihan dan kekurangan persediaan bahan baku di gudang. Tujuan penelitian adalah menentukan jumlah bahan baku untuk kebutuhan produksi dengan tepat, mengendalikan persediaan bahan baku dan produk untuk meminimalkan biaya persediaan serta meningkatkan service level gudang bahan baku dan gudang produk jadi dalam memenuhi permintaan kebutuhan konsumen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2007 sampai dengan April 2007 di PT. UWBM. Metode penelitian pengendalian persediaan bahan baku dilakukan dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Management, diawali dengan peramalan permintaan produk dan penentuan lead time (L) baik di gudang produk jadi maupun gudang bahan baku. Selanjutnya dilakukan penentuan kuantitas bahan baku dan produk jadi pada tiap periode (I), perhitungan order up to target (R), penentuan order quantity (Q), dan on order (O). Seluruh perhitungan dilakukan secara berurutan dimulai dari gudang produk jadi, bagian produksi dan gudang bahan baku.. Langkah selanjutnya adalah menghitung sevice level dan menghitung biaya persediaan baik di gudang produk jadi maupun gudang bahan baku yang meliputi biaya penyimpanan, biaya pemesanan atau pembelian, dan biaya kekurangan persediaan. Seluruh perhitungan dilakukan secara berurutan pada setiap periode dan dimasukkan ke dalam tabel supply chain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Supply Chain Management dapat menyeimbangkan aliran pasokan bahan baku di tiap-tiap bagian. Jumlah kebutuhan produksi untuk tiap 3 hari rata-rata sebesar 2.292 sak dan rata-rata pesanan tepung BR GH Merah kepada supplier tiap bulan sebanyak 18.336 sak. Jumlah bahan baku yang dipesan dapat ditentukan sehingga supplier dapat mempersiapkan dan mengirim bahan baku sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan perusahaan. Hasil perhitungan biaya menunjukkan bahwa total biaya persediaan gudang turun sebesar 23.5% atau Rp710.194.980,- dari Rp3.029.943.905,- menjadi Rp2.319.748.925,-. Service level gudang produk jadi naik menjadi 106% dan service level gudang bahan baku juga meningkat menjadi 100%. Perusahaan dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen dengan biaya persediaan yang rendah dan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan persediaan di gudang