Implementasi Load Balancing Di Web Server Menggunakan Metode Berbasis Sumber Daya Cpu Pada Software Defined Networking

Pada zaman sekarang ini, telah terjadi trafik yang besar dalam jaringan. Permasalahannya, dengan pengguna yang semakin tinggi, beban web server juga semakin berat dan akan meningkatkan kompleksitas jaringan seperti konfigurasi setiap perangkat dari vendor yang berbeda, sehingga perlu adanya web server yang baik. Jika web server bersifat tunggal, maka akan menimbulkan SPOF (Single Point of Failure) yaitu kondisi server gagal memberikan respon terhadap request dari client karena sistem tidak mampu memproses request yang banyak. Penggunaan server cluster bisa menjadi jawaban atas masalah ini. Dengan metode pembagian beban untuk mengurangi salah satu koneksi yaitu yang dikenal dengan teknik load balancing. Penerapan load balancing ini akan di terapkan dalam Software Defined Network yaitu suatu konsep yang memisahkan control plane dan data plane di dalam jaringan. SDN akan memberikan kemudahan dalam abstraksi dan pengembangan untuk load balancing karena sifatnya yang programmable and scalable. Load balancing dengan metode berbasis sumber daya merupakan metode load balancing dengan menggunakan parameter penggunaan CPU terkecil dari server. Implementasi sistem load balancing ini diterapkan pada arsitektur jaringan Software Defined Network dengan jumlah server sebanyak 3 buah. Juga dilakukan pengujian dan analisis untuk melihat performansi sistem tersebut. Melalui implementasi sistem ini juga didapatkan pembagian beban server dengan metode berbasis sumber daya atau resource dapat membagi beban dengan baik. Pengujian dengan banyak koneksi dan rate yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu low untuk rate 40, medium untuk rate 80 dan high untuk rate 160. Parameter pengujian yang digunakan adalah throughput, response time, dan CPU Usage menggunakan tool Httperf dan psutil. Hasil dari pengujian yang diperoleh dengan nilai throughput rata-rata sebesar 947,9 KB/s, response time rata-rata sebesar 6.2 ms, dan CPU Usage sebesar 59.82% pada server pertama, 69.73% pada server kedua dan 69.73 % pada server ketiga. Dengan perbandingan algoritma Round Robin, metode berbasis CPU lebih baik dibandingkan Round Robin berdasarkan pengujian yang dilakukan