Studi Optimasi Irigasi Pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

Pemanfaatan sumber daya air untuk kebutuhan di sektor pertanian pada akhir-akhir ini dirasa semakin bertambah besar. Hal ini disebabkan oleh semakin cepatnya pertumbuhan penduduk serta berkembangnya aktifitas masyarakat sehingga hasil produksi pertanian dituntut untuk terus bertambah besar pula. Pemberian air ke lahan pertanian ini harus dilakukan dengan tepat agar tanaman yang ada mendapatkan air yang cukup. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan air adalah pengaruh musim. Pada musim kemarau, jumlah air yang tersedia untuk irigasi sangat menurun, sebaliknya jumlah air akan meningkat pada musim hujan. Perbedaan kapasitas air pada musim kemarau dan hujan dapat dimanfaatkan secara optimal dengan menerapkan pola tanam yang sesuai dan pembagian air sesuai dengan kondisi musim yang berlangsung pada saat itu. Pada studi ini, digunakan metode Water Balance dengan WLR untuk menghitung nilai kebutuhan air irigasi. Neraca air digunakan untuk mengetahui kondisi kesetimbangan (surplus-defisit) air dari setiap alternatif perencanaan tata tanam dengan kondisi debit tertentu. Simulasi hanya dilakukan ketika terjadi kondisi air defisit dengan tujuan mengoptimalkan nilai pemberian air di petak tersier, sehingga air akan digunakan secara efektif dan efisien secara keseluruhan daerah irigasi. Sedangkan untuk perhitungan keuntungan akan menerapkan rumus sinus perkalian. Simulasi dilakukan menggunakan bantuan solver pada Ms.Excel untuk penentuan variabel keputusan berupa keuntungan maksimal. Berdasarkan hasil optimasi menggunakan solver, maka untuk kondisi tahun kering (Q97%) pola tata tanam yang terpilih yaitu perencanaan alternatif 3 dan menghasilkan keuntungan Rp. 15.881.444.000,-. Untuk kondisi tahun rendah (Q75%) pola tata tanam yang terpilih yaitu perencanaan eksisting dan menghasilkan keuntungan Rp. 14.817.829.000,-. Untuk kondisi tahun normal (Q51%) pola tata tanam yang terpilih yaitu perencanaan alternatif 3 dan menghasilkan keuntungan Rp. 16.563.193.000,-. Dan untuk kondisi tahun basah (Q26%) pola tata tanam yang terpilih yaitu perencanaan alternatif 3 dan menghasilkan keuntungan Rp. 18.469.940.000,-