Analisis Spasial Kasus Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Kota Sumenep

Di Provinsi Jawa Timur, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk penyakit yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini dikarenakan besarnya dampak buruk kejadian demam berdarah yang bisa mengakibatkan kematian. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menunjukkan jumlah kasus DBD pada bulan Desember tahun 2015 yaitu sebanyak 20.832 kasus. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 124,31% jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2014 yang berjumlah 9.287 kasus. Kabupaten-kabupaten yang termasuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten Malang, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Ngawi. Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) di Jawa Timur. Jumlah total penderita DBD di Kabupaten Sumenep pada tahun 2015 sebanyak 1.034 jiwa dengan 13 korban meninggal dunia. Jumlah penderita DBD di Kabupaten Sumenep tersebar di 27 kecamatan. Namun jumlah penderita tertinggi terletak di Kecamatan Kota Sumenep sebanyak 239 jiwa dengan 4 korban meninggal dunia. Tingginya angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Kota Sumenep ini disebabkan karena adanya iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang cukup tinggi dimana pada kondisi tersebut menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang cukup potensial. Selain itu juga didukung dengan kurangnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh spasial kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi pada tahun 2015 di daerah dataran rendah khususnya Kecamatan Kota Sumenep. Metode yang digunakan adalah analisis Moran’s I dan LISA, analisis crosstab dan korelasi serta regresi Ordinary Least Squares (OLS). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai Morans’I sebesar 0,55, artinya nilai pengelompokan yang cukup besar, artinya kasus DBD di Kecamatan Kota Sumenep dipengaruhi oleh desa/kelurahan sekitarnya karena desa/kelurahan yang memiliki jumlah penderita tinggi berkelompok. Hasil analisis crosstab dan korelasi menunjukkan variabel curah hujan memliki korelasi sedang. Sedangkan variabel kepadatan penduduk dan suhu mempunyai korelasi yang kuat terhadap kasus DBD yang terjadi di Kecamatan Kota Sumenep. Ketiga variabel mempunyai nilai positif yang menunjukkan hubungan berbanding lurus atau dapat diartikan kasus DBD semakin meningkat pada daerah yang memiliki kepadatan penduduk, suhu dan curah hujan yang tinggi