Studi Laju Infiltrasi Air Lindi Pada Timbunan Sampah Organik Yang Berbasis Sanitary Landfill

Sistem irigasi di Indonesia selalu berkembang, tetapi tidak dengan jumlah ketersediaan air yang akan selalu fluktuatif. Sehingga dibutuhkan pemanfaatan sumber daya air yang efektif serta efisien. Adanya wacana alih fungsi sumber air yang sempat ada, membuat petani khawatir mengenai pemenuhan kebutuhan irigasi mereka. Selain itu adanya rencana penambahan baku sawah seluas 60 ha untuk periode tanam selanjutnya di lokasi studi mengharuskan agar air dapat digunakan seoptimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan irigasi. Pada studi ini, digunakan metode Luas Palawija Relatif (LPR) dan Faktor Palawija Relatif (FPR) untuk menghitung nilai kebutuhan air irigasi. Neraca air digunakan untuk mengetahui kondisi kesetimbangan (surplus-defisit) air dari setiap alternatif perencanaan tata tanam dengan kondisi debit tertentu. Simulasi hanya dilakukan ketika terjadi kondisi air defisit dengan tujuan mengoptimalkan nilai pemberian air di petak tersier, sehingga air akan digunakan secara efektif dan efisien secara keseluruhan daerah irigasi. Sedangkan untuk perhitungan keuntungan akan menerapkan rumus sinus perkalian. Simulasi dilakukan menggunakan bantuan solver pada Ms.Excel untuk penentuan variable keputusan berupa keuntungan maksimal. Berdasarkan hasil optimasi menggunakan solver, diperoleh keuntungan untuk kondisi tata tanam eksisting sebesar Rp. 40.124.010.000,- selama satu tahun penanaman dengan intensitas tanam 300%. Untuk kondisi tata tanam alternatif dengan debit air rendah (Q80%) dipilih alternatif 2 dengan keuntungan sebesar Rp. 21.007.400.000,- dengan tingkat intensitas tanam 224%. Untuk kondisi debit air normal (Q50%) nilai keuntungan terbesar juga ada di alternatif 2 dengan Rp. 34.797.440.000,- dengan tingkat intensitas tanam 270%. Untuk kondisi debit basa (Q30%) dipilih alternatif 3 dengan Rp. 46.584.560.000,-. Pada perencanaan alternatif kondisi debit basah (Q30%), intensitas tanam bernilai 300%