Pengaruh Variasi Anyaman Serat Kulit Waru (Hibiscus Tiliaceus) Terhadap Kekuatan Tarik Pada Komposit Bermatrik Bisphenol-A

Saat ini ilmu pengetahuan tentang material kian berkembang, dikarenakan material yang homogen memiliki kekurangan dari segi produksi dan ekonomi. Komposit yang menjadi material jenis baru, berupa kombinasi dari dua material yang berbeda sebagai penyusunnya yang menghasilkan sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari dua material penyusun, namun sifat sifat utama dari material pembentuknya masih ada. Pada komposit sendiri berkembang pula komposit tekstil, yaitu pada serat penyusun dibentuk anyaman sehingga berbentuk lembaran. Pada penelitian kali ini, spesimen dari pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan standar ASTM D638-03 dengan meggunakan kulit serat pohon waru dan menggunakan metode vacuum infusion resin yang bertujuan untuk mengurangi jumlah void yang terjebak didalam spesimen. Variabel bebas dari penelitian ini adalah variasi dari anyaman komposit yaitu plain, twill, satin, dan basket. Matrik yang digunakan adalah resin Bisphenol-A dengan campuran katalis 0,4% dan promotor 0,8% dari 100 gram Bisphenol-A. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa basket memiliki nilai kekuatan tarik sebesar 115,15 MPa, kekuatan tarik twill 109.65 MPa, kekuatan tarik plain 105.99 MPa, kekuatan tarik satin 82,7 MPa. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk dari anyaman dan porositas anyaman (lubang yang terbentuk antara persilangan serat pada anyaman)