Perancangan Kembali Museum Airlangga Kota Kediri,

Museum adalah tempat (berupa gedung dan sebagainya) untuk menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah dan sebaginya. Akan tetapi lambat laun, terjadi fenomena menurunnya jumlah pengunjung museum yang salah satunya disebabkan karena kurangnya daya tarik dari museum tersebut. Daya tarik museum yang dibahas dibatasi pada daya tarik pada bangunan museum yang diolah bentuk bangunannya. Selain kebutuhan untuk menambah daya tarik bangunan museum, pesatnya kemajuan teknologi juga merupakan isu yang mendasari studi penggunaan teknologi sebagai media penyajian benda koleksi museum sejarah yang kebanyakan koleksinya merupakan benda mati. Tahapan pertama analisis adalah evaluasi bangunan dan ruang pamer sesuai persyaratan teknis ruang pamer dan dikombinasikan dengan penjabaran eksisting tapak untuk mendapatkan program tapak dan ruang. Kemudian tahapan selanjutnya adalah analisis objek komparasi beberapa museum yang dianggap telah berhasil menjadi karya seni, memiliki bentuk yang menarik dan banyak pengunjungnya. Objek komparasi tersebut disandingkan untuk menemukan persamaan konsep bangunan dan penggunaan teknologinya untuk digunakan sebagai variabel desain. Tahap analisis selanjutnya adalah analisis desain perancangan bentuk bangunan museum Airlangga menggunakan variabel yang telah ditemukan, kemudian menggunakan contoh-contoh penerapan teknologi untuk penyajian benda koleksinya. Setelah itu, dilakukan analisis kesejarahan Kediri sebagai konteks museum sejarah dan memberikan keselarasan dengan fungsi bangunan museum Airlangga sebagai museum sejarah. Hasil pengolahan bentuk didapat dari simbolik candi yang merupakan bangunan kesejarahan sedangkan teknologi yang digunakan pada museum adalah teknologi LCD proyektor, touchscreen, komputer, pedestal kinetik, dan teknologi lighting