Analisis Kelayakan Proyek Konversi Bahan Bakar Marine Fuel Oil (MFO) ke Compressed Natural Gas (CNG) Pada Mesin Boiler (Studi Kasus: PT. SALIM Ivomas Pratama Surabaya)

Penggunaan sumber daya secara maksimal akan dapat menekan biaya produksi yang akhirnya bisa menambah keuntungan bagi perusahaan. PT. Salim Ivomas Pratama Surabaya (SIMP) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan crude palm oil (CPO) menjadi minyak goreng dan margarin. Sebagian besar proses pengolahan CPO menjadi produk akhir membutuhkan uap (steam) yang dihasilkan dari mesin boiler. Karena harga bahan bakar marine fuel oil (MFO) yang cenderung naik dan tidak stabil, maka PT. SIMP mempertimbangkan alternatif bahan bakar yang baru untuk mesin boiler, yaitu compressed natural gas (CNG). Pada penelitian ini dilakukan suatu analisis kelayakan mengenai konversi bahan bakar MFO ke CNG pada mesin boiler di PT. Salim Ivomas Pratama Surabaya. Aspek kelayakan yang dianalisis mencakup aspek finansial, aspek teknis dan aspek lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan, keuntungan dan kerugian dari proyek konversi bahan bakar, dimana PT. SIMP ingin melakukan penghematan pada proses produksinya, sehingga diperoleh alternatif terbaik untuk proses operasional sistem boiler. Dengan adanya konversi bahan bakar, maka perusahaan membutuhkan total biaya investasi sebesar Rp 4.110.738.500,00 untuk membeli burner, membangun stasiun penerimaan gas dan sistem perpipaan yang baru. Semua peralatan tersebut diestimasikan untuk bisa beroperasi dengan jangka waktu 10 tahun. Perhitungan untuk aliran arus kas proyek diproyeksikan selama umur proyek. Estimasi konsumsi bahan bakar CNG didapatkan dengan peramalan dari penyetaraan kebutuhan kalor MFO. PT. SIMP mendapatkan arus kas masuk dari selisih biaya konsumsi bahan bakar dan mendapatkan arus kas dari biaya operasional dan depresiasi. Besarnya selisih biaya dari konsumsi bahan bakar adalah sebesar 33,03 % atau sebesar Rp. 7.836.896.896,20 per tahun. Setelah dilakukan analisis finansial didapatkan nilai net present value sebesar Rp. 76.532.180.987,69, payback period 0,56 tahun, benefit cost ratio 5,00 sehingga proyek ini layak dijalankan. Penggunaan bahan bakar CNG tidak menghasilkan residu seperti pada MFO, dan juga gas buang yang lebih bersih. Proyek ini mengandung resiko ketidakpastian dari harga bahan bakar MFO dan CNG sehingga proyek ini akan tidak layak secara finansial jika terjadi penurunan harga bahan bakar MFO sebesar 27,48% atau kenaikan harga CNG sebesar 41,03% dari harga saat ini