Pengaruh Penambahan Serat bambu dan Pelapisan Batu Apung Terhadap Kuat Lentur Beton Ringan

Beton merupakan bahan yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan. Selain harganya yang murah dan mudah untuk dibentuk, beton dipilih karena nilai kuat tekannya yang tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, penelitian tentang beton ringan juga semakin pesat. Beton ringan sangat bermanfaat dalam mengurangi berat sendiri suatu bangunan terutama bangunan tinggi, sehingga efek terhadap gempa dapat diminimalisir. Beton ringan dapat diperoleh dengan mengganti agregat kasar dengan agregat kasar ringan, seperti mengganti batu pecah dengan batu apung. Batu apung sering digunakan sebagai pengganti agregat kasar pada beton ringan karena strukturnya berpori sehingga berat jenisnya ringan. Agar campuran beton segar tidak masuk ke dalam pori-pori batu apung, maka dilakukan pelapisan pada permukaannya menggunakan lem beton. Selain itu untuk memperbaiki sifat beton ringan, beton ringan sering dikombinasikan dengan penambahan serat, salah satunya adalah serat bambu. Objek yang diamati pada penelitian ini antara lain: 1.) balok beton ringan tanpa pelapisan batu apung dengan variasi penambahan serat 0%, 1%, 1.2%, 1.4%, 2.) balok beton ringan dengan pelapisan batu apung dengan variasi penambahan serat 0%, 1%, 1.2%, 1.4%. balok yang digunakan berukuran 15 x 15 x 60 cm dan masing-masing variabel menggunakan 5 benda uji. Pengujian kuat lentur beton dilakukan ketika beton berumur 28 hari dengan pembebanan di 2 titik pada 1/3 bentang. Dalam penelitian ini didapatkan hasil kuat lentur rata-rata pada beton ringan tanpa pelapisan sebesar 2 MPa untuk prosentase serat 0%, 2.12 MPa untuk prosentase serat 1%, 1.87 MPa untuk prosentase serat 1.2%, 2.16 MPa untuk prosentase serat 1.4%. Sedangkan kuat lentur rata-rata pada beton ringan dengan pelapisan sebesar 2.09 MPa untuk prosentase serat 0%, 1.80 MPa untuk prosentase serat 1%, 2.32 MPa untuk prosentase serat 1.2%, 2.49 MPa untuk prosentase serat 1.4%