Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tambaklorok Semarang (Rancangan Tanggap Lingkungan

Kota Semarang merupakan salah satu kota pesisir di Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya perikanan laut, dan termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) sektor 712 yang menjadi salah satu lokasi pengembangan pelabuhan perikanan di Indonesia dalam rangka pemanfaatan sumber daya ikan dan pemasaran produk perikanan, dan juga penguatan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan kesejahteraan nelayan. Namun demikian, terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat potensi tersebut, antara lain tidak tersedianya sarana dan prasarana pelabuhan perikanan yang memadai dan memenuhi standar pelabuhan perikanan, terutama fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang menjadi fasilitas utama dalam aktifitas perikanan tangkap, serta permasalahan lingkungan yang buruk, seperti laju penurunan muka tanah 11 cm/tahun, dan kerentanan terhadap banjir. Selain itu, kondisi lingkungan terkait iklim dan cuaca, seperti kondisi angin, cahaya dan panas matahari, serta curah hujan juga perlu diperhatikan, karena berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan aktifitas bagi pelaku, sebagai contoh adalah angin kencang (tekanan tinggi), silau, dan panas menyengat matahari yang menyengat (suhu tinggi). Studi ini bertujuan menciptakan sebuah rancangan TPI PPP Tambaklorok Semarang sebagai wadah bagi aktifitas perikanan tangkap yang sesuai dengan standar dan lingkup layanannya, serta tanggap lingkungan. Proses perancangan TPI PPP Tambaklorok Semarang secara umum melalui beberapa tahap, antara lain: (1) tahap pendahuluan, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap pemrograman, (4) tahap perancangan, dan (5) tahap pembahasan hasil rancangan dan penarikan kesimpulan. Tahap pemrograman menggunakan metode programatik dan pendekatan rancangan tanggap lingkungan, sedangkan metode yang digunakan pada tahap perancangan adalah metode pragmatik-intuitif. Metode pendekatan rancangan tanggap lingkungan, sesuai dengan parameter perancangan, digunakan dalam proses analisis aspek perancangan, khususnya aspek bangunan: (1) bentuk ruang, massa, dan tampilan, (2) Struktur, konstruksi, dan material, (3) utilitas, serta aspek tapak: (1) orientasi, (2) vegetasi, (3) ruang luar, (4) bentuk perlindungan tapak, dan (5) tata massa, Konsep perancangan selanjutnya ditetapkan dengan cara memilih satu kriteria yang paling sesuai diantara beberapa kriteria-kriteria rancangan yang dihasilkan pada tahap analisis (sintesis). Konsep-konsep yang ditetapkan kemudian ditransformasikan menjadi hasil rancangan dengan menggunakan metode pragmatik-intuitif. Hasil rancangan kemudian dijelaskan dan dibahas untuk menarik kesimpulan akhir. Hasil rancangan TPI pada PPP Tambaklorok Semarang dengan pendekatan rancangan tanggap lingkungan adalah berupa gambar-gambar rancangan yang dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu rancangan skala tapak makro berupa site plan PPP Tambaklorok Semarang, rancangan skala tapak mikro berupa site plan, layout plan, dan perspektif kawasan TPI Tambaklorok Semarang, serta rancangan skala bangunan berupa denah, potongan (kawasan dan bangunan), tampak, dan perspektif bangunan TPI Tambaklorok Semarang