Studi Kualitas Air Tanah Dangkal Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia coli di Wilayah Kelurahan Cisarua dan Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole Kota Sukabumi,

Permasalahan utama yang terjadi di Kota Sukabumi adalah menurunnya jumlah kualitas air tiap tahunnya akibat semakin padatnya penduduk dan kebutuhan rumah tangga semakin banyak mengakibatkan terganggunya kondisi air tanah. Pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada Kecamatan Cikole sampel yang diteliti sebanyak 36 sampel di antara sampel tersebut yang memenuhi standar layak konsumsi hanya 12 sampel, selebihnya terdeteksi bakteri E.coli (Seksi Penyehatan Lingkungan, 2014). Banyaknya sampel yang tidak layak terdapat pada daerah Kelurahan Subangjaya dan Cisarua. Oleh karena hal tersebut, studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kandungan E.coli pada kualitas air tanah dangkal dan sumber yang mempengaruhi di wilayah Kelurahan Subangjaya dan Cisarua pada Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Penelitian dilakukan menggunakan formulir inspeksi sanitasi dan metode MPN (Most Probable Number). Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 10 sampel terdiri dari 5 sampel di Kelurahan Cisarua dan 5 sampel di kelurahan Subangjaya. Kandungan yang diteliti ialah bakteri Escherichia Coli. Pengambilan dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2015, 20 September 2015 dan 20 Oktober 2015. Pemeriksaan bakteri setiap sampelnya menggunakan 9 tabung dengan media Lactose Broth dan Brilliant Green Lactose Broth. Tes dilakukan 2 kali, dengan identifikasi pertama adanya bakteri yang tumbuh dan kedua mengetahui adanya bakteri coliform dan e.coli. Pada penelitian yang telah dilakukan selama 3 kali pengambilan ternyata mengandung bakteri E.coli dengan rata-rata tidak memenuhi syarat air bersih, besarnya kandungan berkisar antara 3-2400 MPN/100 ml dengan batas yang dikeluarkan oleh menteri kesehatan no 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air ialah ≤ 50 MPN/100 ml untuk bakteorologis. Faktor terjadinya hal tersebut adalah kondisi fisik sumur yang buruk dan jarak dengan sumber pencemar yang terlalu dekat