Akseptasi Masyarakat Pedesaan terhadap Pemanfaatan Biogas di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.,

Desa Bendosari adalah salah satu desa dengan potensi ternak yang cukup tinggi yaitu sekitar 15% dari keseluruhan potensi hewan ternak di Kecamatan Pujon. Bahkan, Desa Bendosari ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Malang sebagai Desa Percontohan Biogas. Selain itu, dalam RPJM Desa Bendosari tahun 2013-2019 disebutkan pula bahwa pemerintah desa menargetkan 200 unit terbangun pada 1.051 KK. Namun, dalam kondisi eksisting, biogas yang sudah terbangun hanya mencapai angka 77 unit atau 39% dari target pemerintah desa. Minimnya keinginan masyarakat untuk menggunakan biogas ini menghambat target pemerintah desa. Oleh karena itu, studi ini mengidentifikasi akseptasi masyarakat yang diukur melalui preferensi kesediaan membayar masyarakat yang didasari oleh perspektif perilaku individu. Metode yang digunakan adalah regresi logistik, willingness to pay dan crosstab chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas kesediaan membayar masyarakat yaitu peternak yang menggunakan biogas sebesar 39%, peternak yang tidak menggunakan biogas sebesar 12% dan non peternak sebesar 33%. Akseptasi masyarakat Desa Bendosari masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan penelitian Asmara (2013) yang menganalisis potensi produksi dan persepsi masyarakat dalam pengembangan biogas pada sentra usaha ternak sapi perah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dimana disebutkan tingkat penerimaan masyarakat relatif tinggi yaitu untuk peternak yang bersedia membayar sebanyak 52,5% dan masyarakat non peternak sebesar 91,7%. Namun pada penelitian Asmara (2013), dimungkinkan bahwa masyarakat peternak belum mengetahui harga untuk membangun biogas karena belum ada biogas di daerah tersebut. Setelah diketahui besaran WTP dan ATP masyarakat Desa Bendosari, 100% peternak pengguna biogas memiliki ATP < WTP, 80% peternak pengguna non biogas memiliki ATP < WTP dan 44% non peternak memiliki ATP > WTP. Salah satu perbedaan antara penduduk pedesaan dan perkotaan dalam hal penggunaan energi terbarukan adalah kemungkinan masyarakat untuk berpartisipasi. Rumah tangga dalam pedesaan bisa menjadi konsumen energi dan juga pemasok energi (Liu, 2013). Hal tersebut dapat dijelaskan dalam penelitian ini dimana pada Desa Bendosari, masyarakat Desa Bendosari dapat menjadi penyedia energi sekaligus menjadi konsumen. Sebagian besar dari responden memilih sebagai pembeli biogas atau konsumen saja. Penggunaan biogas juga memakan waktu dan tenaga kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Namun dari analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa masyarakat non peternak memiliki keinginan untuk menggunakan biogas walaupun hanya sebatas sebagai konsumen dengan melihat sistem penyediaan biogas yang akan disediakan. Sedangkan peternak yang tidak menggunakan biogas berkeinginan untuk menggunakan biogas untuk pemenuhan kebutuhan sendiri dan peternak yang menggunakan biogas sebagian besar berkeinginan untuk menjadi co-provider yaitu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan juga menjual atau mendistribusikan kepada masyarakat lain. Preferensi peran masyarakat tersebut dikaitkan dengan klasifikasi kemampuan membayar masyarakat yang ditemukan ada hubungan sedang antara klasifikasi kemampuan membayar dengan preferensi peran masyarakat Desa Bendosari