Hubungan Variabel Kondisi Sosial dan Infrastruktur terhadap Tingkat Perekonomian Masyarakat Perkotaan (Studi Kasus: Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang Kota Malang).

Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur tidak terlepas dari permasalahan kemiskinan. Kelurahan Tlogowaru merupakan salah satu kelurahan di Kota Malang yang memiliki prosentase rumah tangga miskin terbesar di Kecamatan Kedungkandang. Permasalahan utama yang menyebabkan kemiskinan tersebut yaitu minimnya keberadaan sarana prasarana dan kondisi sosial masyarakat yang kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi ekonomi, sosial dan infrastruktur yang terdapat di Kelurahan Tlogowaru serta mengidentifikasi variabel apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat perekonomian rumah tangga di Kelurahan Tlogowaru dan hubungannya yang dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Pada penelitian ini, kemiskinan di Kelurahan Tlogowaru digambarkan melalui kondisi perekonomian yang diukur dari jumlah pengeluaran rumah tangga dalam setahun. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, jumlah pengeluaran rumah tangga di Kelurahan Tlogowaru yang terbanyak berkisar antara Rp 5.000.000-10.000.000,- hingga Rp 10.000.000-20.000.000,- per tahunnya. Untuk kondisi sosial masyarakat, hanya kondisi kesehatan masyarakat yang kondisinya sudah baik, sedangkan tingkat pendidikan, kelompok sosial dan tindakan kolektif kondisinya masih kurang baik. Untuk kondisi infrastruktur yang kondisinya masih kurang baik adalah sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana sosial budaya, air bersih, dan persampahan, sedangkan sarana niaga, jalan, drainase dan sanitasi kondisinya sudah baik. Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan jumlah pengeluaran rumah tangga dalam setahun sebagai variabel terikat, dan kondisi sosial masyarakat dan infrastruktur sebagai variabel bebas. Variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat di Kelurahan Tlogowaru yaitu sarana pendidikan, tingkat pendidikan, sarana kesehatan, kelompok sosial, air bersih dan tindakan kolektif. Variabel-variabel tersebut seluruhnya memiliki hubungan yang searah dengan jumlah pengeluaran rumah tangga karena koefisiennya bernilai positif. Apabila nilai dari variabel-variabel tersebut ditingkatkan, maka jumlah pengeluaran rumah tangga juga akan bertambah