Analisis Biaya Kualitas Rokok Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC),

Menghitung dan menganalisa biaya kualitas dalam menghasilkan suatu produk hingga sampai ke tangan konsumen merupakan hal penting untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Perhitungan dan analisa biaya kualitas ini bertujuan untuk melihat pada bagian mana yang perlu mengalami peningkatan, bagian yang mengalami pemborosan biaya, ataupun melihat proses/biaya yang tidak diperlukan. Produksi rokok yang terdapat pada PR. Adi Bungsu menunjukkan bahwa setiap tahunnya terdapat kegagalan produksi atau produk mengalami defect yang cukup besar sehingga mengakibatkan produk tersebut reject. Apabila ditinjau dari segi biaya kualitas, maka secara otomatis biaya kegagalan akan semakin meningkat, karena biaya kualitas belum diperhitungkan dan belum ditinjau secara mendetail oleh perusahaan. Dengan memperhitungkan biaya kualitas, maka perusahaan akan mampu mengidentifikasi biaya-biaya mana saja yang harus ditingkatkan atau dikurangi agar dapat diketahui alokasi biaya kualitas untuk setiap produk, sehingga perusahaan mampu meminimalisir pengeluaran biaya kegagalan dengan cara mengurangi produk defect yang dapat diidentifikasi melalui aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan ini maka biaya yang dikeluarkan untuk keseluruhan produksi akan lebih efektif dan jumlah defect akan menurun. Perhitungan biaya kualitas di PR. Adi Bungsu diawali dengan mengidentifikasi aktivitas perusahaan yang tergolong kedalam elemen biaya kualitas. Biaya kualitas untuk satu periode merupakan akumulasi dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan yang terjadi di PR. Adi Bungsu selama satu tahun. Setelah itu menentukan biaya aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pencegahan dan penilaian, dan yang berhubungan dengan kegagalan internal dan eksternal yang kemudian dapat ditelusuri biayanya menggunakan metode ABC. Selanjutnya dilakukan analisa biaya pencegahan, penilaian, dan kegagalan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada, dilanjutkan dengan analisa total biaya kualitas dan analisa total biaya kualitas terhadap nilai penjualan dimana hasil yang didapatkan nantinya akan menunjukkan keadaan biaya kualitas di PR. Adi Bungsu. Hasil perhitungan biaya kualitas untuk periode Januari 2014 - Desember 2014 adalah sebesar Rp 50.365.224.384,00 dengan proporsi terbesar biaya kualitas di PR. Adi Bungsu terdapat pada biaya kegagalan yaitu sebesar 99,97%, diikuti biaya pencegahan sebesar 0,02%, sedangkan kategori penilaian memiliki presentase terkecil, yaitu sebesar 0,01% dari total biaya kualitas. Perbandingan elemen biaya kualitas terhadap total biaya kualitas menunjukkan bahwa perusahaan berada pada daerah zone of improvement dengan nilai kegagalan lebih besar dari 70% dan nilai pencegahan masih di bawah 10%. Sedangkan perbandingan total biaya kualitas terhadap nilai penjualan pada tahun 2014 sebesar 4% yang artinya perusahaan masih berada di bawah rata-rata industri sebesar 15%. Hal ini dikarenakan presentase nilai kegagalan masih sangat besar dan perusahaan perlu melakukan program perbaikan kualitas. Usulan dari hasil analisis biaya kualitas dikemukakan untuk menurunkan angka biaya kegagalan dan meningkatkan program perbaikan kualitas dengan cara meningkatkan kegiatan-kegiatan inspeksi pada proses produksi beserta pengawasan yang lebih ketat serta memberikan kegiatan pelatihan kerja kepada karyawan dan operator produksi