Studi Perencanaan PLTA Karangkates IV & V Pada Bendungan Karangkates Kabupaten Malang

Pembangkit listrik tenaga air merupak pembangkit listrik yang bersifat clean energy, mudah diterapkan dan cepat guna, tujuan dari pembangunan PLTA Karangkates IV & V pada bendungan Karangkates adalah untuk memanfaatkan energy potensial pada debit dan mengolahnya kembali agar menghasilkan energi. Bendungan Karangkates memiliki energi potensial berupa debit dan perbedaan tinggi jatuh antara elevasi muka air hulu (upstream) dan elevasi muka air hilir (downstream). Sehingga dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka kondisi ini sangat cocok untuk dibangun PLTA. Sehingga energi yang dihasilkan dapat menambah pasokan energy untuk sistem Jawa-Bali. Studi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya energi paling efektif yang dapat dibangkitkan berdasarkan kelayakan teknis maupun ekonomi. Sehingga nantinya PLTA Karangkates IV & V mampu menambah energi listrik pada sistem Jawa-Bali. PLTA direncanakan untuk menambah kapasitas terpasang dengan memanfaatkan tinggi jatuh dan debit pada bendungan. Studi ini menggunakan alternatif debit untuk mendapatkan hasil yang optimum. Analisa debit rencana menggunakan simulasi waduk selama 10 tahun dengan memperhatikan sistem PLTA yang sudah ada, agar nantinya PLTA Karangkates IV & V tidak menggangu sistem PLTA Karangkates I II dan III. Kemudian perencanaan desain turbin menggunakan metode USBR, ESHA yang nantinya disimulasikan menggukanan program TURBNPRO V3. Sehingga didapatkan analisa turbin yang efisien dan layak secara ekonomi maupun teknis. Untuk analisa ekonomi menggunakan beberapa parameter yaitu Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Studi ini mempertimbangkan menggunakan CDM dan CER dalam perencanaan PLTA, CDM adalah proyek mekanisme untuk mengurangi emisi gas karbon sedangkan CER adalah sertifikat pengakuan untuk sebuah proyek atau sebuah usaha dikarenakan telah melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca. Hasil kajian menunjukan debit 107,53 m3/dt (alternatif 2) dapat dibangkitkan energi tahunan sebesar 143.015,06 MWh dan mereduksi emisi gas karbon sekitar 97.050 tCO2/tahun, PLTA dibangun dengan komponen bangunan sipil (pintu pengambilan, terowongan, pipa pesat, tangki gelombang, saluran pembuang, dan rumah pembangkit) dan komponen peralatan mekanik elektrik seperti turbin, governor dan generator. Total biaya pembangunan sebesar 1.055,57 milyar rupiah dengan nilai BCR 1,23, NPV 271,06 milyar rupiah, IRR 14,89 % dan pay back period 14,20 tahun, sehingga pembangunan PLTA layak secara ekonomi