Analisa Ekonomi Dalam Penentuan Harga Air Pada Sistem Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem Bali.

Pada studi ini akan dibahas penetapan harga air bersih dengan adanya penyediaan sistem jaringan ar bersih di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Kabupaten Karangasem saat ini memiliki 37 desa rawan air dari 73 desa, dan Kecamatan Kubu dan Abang memiliki desa rawan air paling banyak. Penduduk Kabupaten Karangasem terutama di Kecamatan Kubu dan Abang masih banyak yang membeli air dengan biaya yang cukup besar (rata-rata Rp.375.000/Bln/KK). Hal ini tentunya akan sangat membebani kehidupan masyarakat dengan kondisi ekonomi yang sebagian besar tergolong rendah. Mengingat jumlah keluarga miskin di Kabupaten Karangasem masih cukup tinggi yaitu 40,299 KK atau 38,23% dari jumlah penduduk Kabupaten Karangasem. Dapat diketahui total debit yang tersedia di RD Baturinggit sebesar 9.058 liter/detik dan di RD Kubu sebesar 33 liter/detik, dan berdasarkan analisa hasil perhitungan diketahui bahwa besar total debit yang harus ada untuk bisa melayani 100% kebutuhan penduduk sebesar 5,46 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Baturinggit dan 18,38 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Kubu. Perhitungan dilakukan dengan simulasi kondisi tidak permanen dengan kebutuhan air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jamnya. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan sistem penyediaan air baku ini adalah biaya modal sebesar Rp 22.022.780.175,00 dan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 3.166.460.000,00 .Sehingga didapat biaya total sebesar Rp. 25.189.240.175. Manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp 6.014.662.711,00. Berdasarkan tingkat suku bunga sebesar 7,5% didapatkan nilai rasio Biaya Manfaat (B/C) sebesar 1,028, selisih Biaya Manfaat (B-C) sebesar Rp 161.148.245,00,Tingkat Pengembalian Internal (IRR) 9,76%, dan Analisa Sensivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Untuk Periode Pengembalian (PBP) pada tahun ke 8, ini menandakan bahwa setelah tahun ke 8 keuntungan tahunan dari air baku dapat mengembalikan modal. Harga air minimal berdasarkan analisa ekonomi adalah sebesar Rp 6.000,-/m