Konsep Penataan Lanjutan pada Redesigned Pedestrian Way Berdasarkan Perilaku Pengguna di Kota Surabaya.

Berdasarkan RTRW Kota Surabaya 2010-2030, upaya pengelolaan sarana dan prasarana jaringan jalan bagi pejalan kaki yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan meredesain pedestrian way yang telah ada sejak tahun 2010 hingga 2012 yaitu sebanyak 12 pedestrian way. Namun kondisi eksistingnya, fasilitas pedestrian way masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Surabaya yang dapat dilihat dari masih sedikitnya aktivitas yang dilakukan pada pedestrian way yang telah diredesain ini. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mengetahui perilaku pengguna pada redesigned pedestrian way berdasarkan kondisi fisik tapak serta konsep penataan lanjutan pada redesigned pedestrian way tersebut. Dalam studi ini digunakan metode deskriptif berupa Behavioral Mapping, dan metode evaluatif berupa analisis tapak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perilaku pengguna berdasarkan fisik lingkungan redesigned pedestrian way diantaranya yaitu pergerakan dan aktivitas muncul akibat kebutuhan, guna lahan dan aktivitas yang menarik; penggunaan rendah diakibatkan tidak adanya aktivitas yang menarik dan motivasi berjalan kaki; pengguna menyukai suasana teduh dan nyaman; pengguna menyukai jalur yang lebar dan tidak terhalang; pengguna tidak suka berjalan jauh; penggunaan fasilitas sesuai kebutuhan dan lingkungan; sepeda motor mudah mengakses pedestrian way; pengguna suka menyukai jalur berjalan yang lebih tinggi daripada jalan; keberadaan pedagang menghidupkan suasana; aktivitas berdagang pada lokasi yang menguntungkan; pejalan kaki menyukai fasilitas untuk beristirahat dan bersantai karena cenderung mudah lelah; pengguna menjaga jarak dengan pengguna lain atau street furniture; sedangkan penggunaan fasilitas kurang optimal. Konsep penataan lanjutan pada redesigned pedestrian way di Kota Surabaya yaitu menjadikan pedestrian way yang aman dan nyaman dengan dimensi yang mencukupi dan fasilitas yang memadai, memiliki suasana yang atraktif dengan adanya aktivitas pendukung dan tempat berkumpul, serta mudah diakses oleh semua rentang usia pengguna dan penyandang cacat