Evaluasi Penerapan Silvofishery pada Wilayah Pesisir di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki banyak manfaat dan perlu dilestarikan. Namun ekosistem ini rentan untuk mengalami kerusakan. Salah satu bentuk pengelolaan yang dapat diterapkan pada ekosistem mangrove adalah pengembangan tambak silvofishery seperti yang terdapat di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Silvofishery merupakan konsep pertambakan yang dipadukan dengan konservasi berupa hutan mangrove. Kecamatan Mayangan adalah satu-satunya wilayah di Kota Probolinggo yang sudah mengembangkan pengelolaan tambak dengan sistem silvofishery. Hal ini tentu memiliki keunggulan tersendiri karena dengan metode yang memadukan sisi ekologi dan daya dukung lingkungan, kelestarian sistem ini dapat berdampak pada kelestarian ekosistem mangrove. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji informasi tentang keberlanjutan penerapan sistem silvofishery yang sudah mulai dikembangkan di Kecamatan Mayangan. Pertimbangannya adalah bahwa kelestarian dari system ini akan berpengaruh pada pemulihan kondisi ekosistem mangrove yang mulai rusak akibat aktivitas pertambakan. Tambak yang dikaji yaitu tambak milik Kelompok Masyarakat, Tambak Binaan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya dan Tambak milik pemerintah (DKP Kota Probolinggo). Penelitian ini juga menganalisis kemampuan dan kesesuaian lahan untuk pengembangan tambak silvofishery menggunakan variabel dan perhitungan kemampuan lahan sesuai PerMen LH No. 17 Tahun 2009 dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan menganalisis aspek ekologi dengan menggunakan metode ecological footprint. Hasil analisis deskriptif dan evaluatif menunjukkan bahwa ketiga tambak yang menjadi objek penelitian sudah sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo. Dan dari hasil evaluasi aspek teknis ataupun daya dukung sumber daya alam, tambak terpilih yang nantinya bisa digunakan sebagai pecontohan di Kota Kecamatan Mayangan adalah tambak milik DKP Kota Probolinggo sebab tambak memiliki ruang ekologi paling kecil dan tingkat keberlanjutan yang tinggi. Sehingga jika tambak tersebut diterapkan diseluuh tambak konvensional di Kecamatan Mayangan maka luasan hutan mangrove di Kecamatan Mayangan akan bertambah