Pengaruh Variasi Komposisi Bottom Ash Sebagai Pengganti Tanah Liat Pada Campuran Batu Bata Terhadap Absorpsi dan Kuat Geser

Bottom ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara PLTU yang jika tidak ditangani dengan baik akan mencemari lingkungan. Kesamaan kandungan silikat pada bottom ash dan batu bata memungkinkan bottom ash digunakan sebagai pengganti tanah liat pada campuran batu bata. Secara teori, absorpsi merupakan hal yang menentukan kekuatan batu bata. Absorpsi batu bata dinyatakan sebagai persentase, dan didefinisikan sebagai rasio dari berat air yang masuk kedalam batu bata dibagi dengan berat kering unit. Absorpsi batu bata yang baik adalah kurang dari 20%. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh variasi komposisi bottom ash terhadap absorpsi dan kuat geser batu bata. Dalam penelitian ini, digunakan sepuluh variasi komposisi bottom ash, yaitu 0%, 10%, 20%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, 55%, 60%. Batu bata yang digunakan adalah produksi pabrik bata di Pakis, Malang. Untuk pengujian absorpsi dan kuat geser masing-masing digunakan benda uji sebanyak 3 buah untuk tiap komposisi bottom ash. Pengujian dilakukan setelah benda uji mencapai umur 28 hari. Dari hasil penelitian, pengujian absorpsi tertinggi didapat pada batu bata dengan campuran bottom ash 50% yaitu 32,6673%, sedangkan untuk kuat geser tertinggi didapat pada batu bata dengan campuran bottom ash 10% yaitu 2,93149 kg/cm2. Dalam penelitian ini, diperoleh hubungan variasi komposisi bottom ash terhadap absorpsi dan kuat geser adalah semakin banyak kandungan bottom ash dalam batu bata maka cenderung semakin besar pula nilai absorbsi dan kuat gesernya