Pengaruh Penambahan Produk Kalium Hidroksida (KOH) pada Proses Esterifikasi Minyak Buji Karet (Hevea Brasiliensis) untuk Menghasilkan Biodiesel dengan Gelombang Mikro.

Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif dari solar dan bahan bakar motor diesel. Biodiesel diperoleh dari minyak nabati yang melalui proses esterifikasi terlebih dahulu. Minyak nabati ini salah satunya berasal dari minyak biji karet. Dalam proses pembuatannya dari minyak biji karet sampai menjadi biodiesel memerlukan proses esterifikasi yang berfungsi untuk memecah molekul trigliserida yang terkandung dalam minyak biji karet menjadi molekul metil ester.Semakin banyak jumlah kalium hidroksida maka reaksi esterifikasi dapat berlangsung lebih cepat serta pada suhu yang relatif rendah 60 – 70oC. Metil ester yang dihasilkan dari proses esterifikasi biasa disebut dengan biodiesel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persentase katalis kalium hidroksida (KOH) dengan proses esterifikasi minyak biji karet terhadap sifat fisik biodiesel yang dihasilkan. Variabel bebas penelitian adalah persentase kalium hidroksida (0,25; 0,5; 0,75; 1,00; dan 1,25%). Untuk variabel terkontrolnya meliputi bahan yang digunakan minyak biji karet serta diesterifikasi,lama waktu penyinaran gelombang mikro 10 menit, daya microwave 250 watt, katalis yang digunakan kalium hidroksida, volume minyak karet 400 ml. Sedangkan variabel terikat yang diamati adalah sifat fisik biodiesel antara lain massa jenis, viskositas, nilai kalor, indeks setana dan titik nyala. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persentase kalium hidroksida (KOH) berpengaruh terhadap sifat fisik biodiesel yang dihasilkan. Semakin besar persentase kalium hidroksida (KOH) menyebabkan penurunan massa jenis, viskositas dan titik nyala sedangkan pada nilai kalor dan indeks setana mengalami peningkatan