Pengaruh Variasi Fraksi Massa NaHCO3 Terhadap Produksi Brown’s Gas Pada Elektroliser

Brown’s gas atau disebut juga gas HHO (oxyhidrogen) adalah gas campuran yang memiliki rasio volume konstan dari 2 bagian hidrogen dengan 1 bagian oksigen yang dihasilkan dari elektrolisis air. Brown’s gas memiliki karakteristik yang lebih baik dari segi ekonomi, efisiensi energi, dan afinitas lingkungan dibandingkan dengan gas asetilena dan LPG (Liquefied Petroleum Gas), yang digunakan untuk mesin las yang ada. Secara khusus, Brown’s gas memiliki karakteristik ledakan, lengkap untuk proses pembakaran dan afinitas terhadap lingkungan. Salah satu cara untuk menghasilkan Brown’s gas adalah dengan elektrolisis, yang akan memecah air menjadi berbagai komponennya. Elektrolisa merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Proses elektrolisa memisahkan molekul air menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan cara mengalirkan arus listrik ke elektroda tempat larutan elektrolit (air+katalis) berada. Reaksi elektrolisa tergolong reaksi redoks tidak spontan, reaksi itu dapat berlangsung karena pengaruh energi listrik. Proses ini ditemukan oleh Faraday tahun 1820. Dengan penambahan katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat dikarenakan dapat menurunkan energi aktivasi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu reaksi kimia. Reaksi yang digunakan tanpa menggunakan katalis menggunakan daya yang sangat besar mencapai 353,32 Watt dengan laju alir Brown’s Gas 0,00123 l/s. Dengan penambahan katalis dihasilkan laju alir Brown’s Gas terbesar 0,0017 l/s pada fraksi massa katalis 1,31%, arus 8 Ampere dan konsumsi daya lebih kecil yaitu 27,89 Watt. Sedangkan untuk efisiensi tanpa mengguanakan katalis efisiensi terbesar hanya 5.53% yaitu dengan menggunakan arus sebesar 2 Ampere dan daya mencapai 31,043 Watt. Sedangkan dengan penambahan katalis efisiensi terbesar mencapai 40,058% pada pengunaan fraksi massa katalis 1,33%, arus 6 Ampere dan daya sebesar 19,829 Watt