Pemodelan Struktural Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Wisatawan Di Kabupaten Nganjuk.

Pariwisata merupakan salah sektor yang akan meningkatkan pendapatan daerah jika dikelola dengan baik dan optimal. Namun di Kabupaten Nganjuk sektor ini belum dikelola dengan baik. Hal ini berimbas pada pendapatan daerah yang belum signifikan yaitu dengan menyumbang pendapatan asli daerah hanya sebesar 10%. Hal ini juga mengindikasikan bahwa ketergantungan terhadap pemerintah pusat cenderung tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi penentuan kebijakan pariwisata di Kabupaten Nganjuk dengan menggunakan analisis Structural Equation Modelling . Selain itu analisis SEM juga digunakan untuk memodelkan secara struktural faktor-faktor kebijakan pariwisata. Berdasarkah hasil analisis dapat diketahui bahwa faktor yang berpengaruh yaitu Infrastruktur A (t-value 4.77, estimasi 0.70), Motivasi (t-value 4.74, estimasi 1.22), Masyarakat (t-value 4.72, estimasi 0.49), Bauran pemasaran ( t-value 2.57, estimasi 0.70), dan Infrastruktur B ( t-values 2.17, estimasi 0.33). Hubungan lain yang dihasilkan dari model yaitu adanya keterkaitan antara variabel motivasi dengan atraksi (t-values 29,58), fasilitas dengan bauran (t-values 35,91), sarana dengan infrastruktur A (t-values 19,74), masyarakat dengan citra (t-values 2.23), masyarakat dengan Infrastruktur B (t-values 4,94), dan citra dengan infrastruktur B (t-values 13.36). Berdasarkan hasil analisis kebijakan dan analisis SEM maka rekomendasi yang dihasilkan yaitu peningkatan indikator program bidang tata ruang melalui pembentukan kebijakan serta melaksanakan tahapan evaluating. Pengembangan pasar dan prasarana serta peningkatan indikator pengelolaan lingkungan melalui perbaikan infrastruktur. Sedangkan untuk pengembangan pasar dan investasi melalui pengembangan produk wisata dan promosi selanjutnya Tahapan staffing, implementing dan evaluating . Pengembangan produk sesuai motivasi wisatawan dan tahapan staffing, controling, implementing dan evaluating . Pengembangan sumber daya manusia masyarakat setempat dan budaya masyarakat setempat sebagai ciri khas dan melanjutkan tahapan staffing, implementing dan evaluating