Pengaruh Parameter Pemotongan Terhadap Kekasaran Permukaan Proses Pembubutan Konvensional

Proses bubut (turning) adalah proses pembentukan logam dengan cara membunag sebagian permukaan dari benda tersebut. Pada proses pembubutan parameter pemotongan akan mempengaruhi proses pemotongan. Parameter pemotongan terdiri dari cutting speed, feed rate, dan depth of cut. Pengurangan jumlah proses pemotongan dapat dilakukan dengan meningkatkan harga dari depth of cut dan feed rate yang akan mengakibatkan peningkatan produktifitas mesin bubut namun kekasaran permukaan hasil pembubutan akan meningkat. Sedangkan untuk memperbaiki kualitas permukaan hasil pembubutan dapat dilakukan dengan menurunkan harga depth of cut dan feed rate yang akan mengakibatkan penurunan produktifitas mesin bubut. Pada penelitian ini dilakukan proses pembubutan dengan menggunakan mesin bubut GAP-BED LATHE C6232A dengan pahat karbida insert DCMT 070208-C25. Selain pemilihan pahat yang sesuai, parameter pemotongan yang terdiri dari depth of cut, cutting speed, feed rate perlu diperhatikan dalam proses pembubutan. Dalam penelitian ini variasi depth of cut 0,25, 0,5, dan 0,75 mm, variasi cutting speed 50, 80, 110 m/min, variasi panjang pemakanan 50, 100, 150 mm, dengan feed rate yang digunakan konstan sebesar 0,06 mm/rev pada setiap kondisi pembubutan. Hasil pemotongan menggunakan mesin bubut dengan kekasaran permukaan yang rendah akan mempersingkat proses manufaktur dan dapat meringankan biaya produksi. Dengan menggunakan Mitutoyo Surftest SJ – 301 dan analisis grafis maka dapat diketahui perubahan parameter pemotongan dan panjang pemakanan memiliki pengaruh terhadap kekasaran permukaan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan penggunaan pahat insert karbida DCMT 070208-C25 menghasilkan nilai kekasaran permukaan paling rendah pada baja S45C sebesar 0,64 µm pada putaran spindle 1600 rpm, depth of cut 0,25 mm, dan panjang pemakanan 100 mm