Folding Architecture pada Galeri Seni Kertas Kontemporer Surabaya,

Keberadaan folding architecture sebagai solusi desain yang kini sedang marak dikalangan arsitek muda dunia, namun masih kurang dikenal di Indonesia, padahal dengan adanya pendekatan ini maka hasil desain tercipta akan sangat beragam dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Meningkatnya jumlah peminat seni kertas di kalangan masyarakat Indonesia namun berbanding terbalik dengan adanya fasilitas berskala besar yang dapat menampung kegiatan-kegiatan tersebut. Serta didukung oleh salah satu rencana Pemerintah Kota Surabaya dalam peningkatan sektor seni budaya pada Kawasan Kaki Jembatan Suramadu. Tujuan dari studi ini adalah mencoba mewujudkan sebuah karya arsitektural yang dapat menjadi benang merah dari persoalan-persoalan tersebut yaitu dengan rancangan sebuah desain Galeri Seni Kertas Kontemporer Surabaya pada zona museum KKJS Surabaya yang didapatkan dengan menggunakan pendekatan folding architecture. Folding architecture itu sendiri merupakan sebuah perwujudan dari transformasi rupa lipatan kertas (folding) ke dalam ranah arsitektural sehingga dituntut adanya kesesuaian antara bentuk (sebagai faktor penentu utama), fungsi, tautan, ruang, pelingkup, dan kualitasnya. Dalam prosesnya desain yang didapatkan merupakan hasil dari eksperimen model bentuk folding yang sesuai dengan teknik dan kriteria yang didapatkan, dan akan mengalami beberapa perubahan dengan lebih menjurus pada konsep fungtion follow form; sehingga akan muncul beberapa alternatif desain dalam prosesnya yang akan diterapkan ke dalam bangunan arsitektur dengan menggunakan metode transformasi adopsi/ borrowing . Untuk proses desainnya digunakan beberapa tahap yaitu penjabaran dan fungsi folding terhadap arsitektur, proses eksperimen model bentuk folding, pemasukan diagram fungsi dan organisasi ruang, serta finishing arsitektural, yang pada tiap proses tersebut tetap menggunakan teknik dan kriteria folding architecture terpilih. Hasil dari penerapan pendekatan folding architecture pada massa utama Galeri Seni Kertas Kontemporer Surabaya, menghasilkan sebuah bentukan bangunan yang dinamis dan mengalir ( continuity ) menekankan pada bentuk dari teknik fold - wrap , yang memiliki kontinuitas selubung mulai dari penutup atap, pembatas ruang, dan lantai, oleh sebuah bidang yang menerus, sehingga penggunaan pendekatan folding masih dapat dirasakan dari luar bangunan hingga ke dalam ruangnya. Sedangkan untuk massa pendukung lainnya digunakan pendekatan folding architecture dengan lebih sederhana dan terbatas pada visual selubungnya saja, agar pusat perhatian utama tetap tertuju pada massa bangunan utamanya. Karena pendekatan ini menghasilkan bentuk bangunan yang dinamis dan kontras dengan bentuk bangunan sekitarnya yang berupa grid, maka digunakan pendekatan konteks urban kompatibel kontras dengan penekanan pada unsur arsitektural lainnya seperti material, bukaan, dan sebagainya. Kerumitan alur bentuknya yang mengalir ini pula menuntut adanya pemilihan solusi struktur yang sesuai dalam proses perancangan ini, maka dipilih sistem folded plate dan space frame , karena selain memiliki visual yang mencirikan sebuah folding juga memiliki kestabilan struktur dalam melingkupi dan mengikuti setiap lekukan bentuk yang ada