Perbaikan Tata Letak Fasilitas yang Fleksibel Terhadap Perubahan Pesanan (Studi Kasus di Production Training Center, Surabaya)

Production Training Center , Surabaya merupakan industri furniture berbahan dasar kayu dan dalam kegiatan produksinya dilaksanakan berdasarkan pesanan yang diterima ( make-to order ). Aliran pekerjaan yang unik dan berbeda-beda merupakan karakteristik dari perusahaan make-to order . Hal itu merupakan dampak dari tingginya variasi produk yang dihasilkan. Jika hal ini tidak ditangani secara serius, aliran pekerjaan yang tidak tetap dapat berdampak pada jarak tempuh dan biaya material handling yang tidak optimal. Oleh karena itu, diperlukan strategi manufaktur dalam kegiatan produksi, salah satunya adalah dengan penataan fasilitas produksi yang dapat fleksibel terhadap perubahan pesanan produk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan layout usulan dilakukan dengan menggunakan Computerized Relative Allocation of Facilities Technique (CRAFT) yang terdapat pada software WinQsb versi 2. Langkah awal penelitian dilakukan penggambaran layout awal dan produk yang akan dijadikan obyek penelitian. Penentuan produk yang dipilih berdasarkan dari jumlah pesanan terbanyak tiap kategori produk. Perhitungan frekuensi aliran material antar fasilitas produksi merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan prioritas pertukaran fasilitas. Lalu dilakukan penentuan titik pusat tiap fasilitas produksi yang akan menjadi data input CRAFT, serta perhitungan biaya material handling , kemudian dilakukan pengolahan CRAFT. Di dalam CRAFT terdapat empat cara pertukaran failitas, yaitu pertukaran dua, tiga, dua kemudian tiga, dan tiga kemudian dua fasilitas produksi. Dalam pengolahan ini, dicari pertukaran yang dapat menghasilkan jarak tempuh dan biaya material handling yang paling minimal dengan cara iterasi. Jarak tempuh dan biaya material handling paling minimum didapat dari dua cara pertukaran yang menghasilkan nilai sama, yaitu pertukaran dua fasilitas produksi dan tiga kemudian dua fasilitas produksi. Hasil layout usulan dari pertukaran ini menghasilkan penurunan jarak tempuh dan biaya material handling sebesar 27% dari layout awal. Hasil analisis penerapan layout usulan per item produk juga menunjukkan bahwa secara umum, empat dari lima jenis produk, mengalami penurunan jarak tempuh dan biaya material handling yang cukup signifikan. Penurunan tidak dialami produk Garden chair karena fasilitas produksi yang digunakan dalam proses pembuatannya sangat berbeda dengan jenis produk yang lain