Pengaruh variasi Dimensi Scrap Tembaga (Cu) terhadap kesetimbangan Unsur Paduan dan Perubahan Mikrostruktur Hasil Pengecoran Al-Cu

Teknologi pengecoran merupakan salah satu metode yang masih sering digunakan dalam sektor industri pengolahan logam karena metode ini memiliki keunggulan dalam beberapa hal yaitu dapat dipakai untuk membuat benda yang rumit, konstruksi obyek yang digunakan dapat lebih sederhana, dapat diproduksi secara masal dan lain-lain. Selain itu metode pengecoran merupakan metode dalam membuat logam paduan. Dari berbagai jenis material, salah satu jenis logam non-ferrous yang banyak digunakan adalah aluminium (Al). Salah satu paduan yang sering digunakan pada aluminium untuk meningkatkan sifat mekanik adalah tembaga (Cu). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi dimesi scrap tembaga (Cu) sebanyak 5% yang diberikan pada pengecoran Al-Cu terhadap kesetimbangan unsur paduan dan perubahan mikrostruktur. Dimensi scrap Cu yang digunakan yaitu 5mm, 7.5mm, 10mm, 12.5 mm, dan 15mm. Temperatur peleburan yang digunakan adalah 900º selama 4jam dengan menggunakan tungku reverberatory. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada temperatur dan waktu peleburan yang sama, semakin besar variasi dimensi scrap yang diberikan maka semakin kecil nilai tembaga yang terlarut dalam aluminium pada keadaan setimbang. Kemudian nilai pelarutnya yaitu aluminium semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin besar dimensi maka semakin sulit tembaga (Cu) untuk larut dalam aluminium. Selain itu, semakin besar variasi dimensi scrap yang diberikan maka semakin besar pula diameter butiran yang terbentuk. Hal ini disebabkan tembaga yang belum terlarut sempurna dalam aluminium mengalami pedinginan maka inti yang terbentuk akan menghasilkan struktur butiran yang lebih besar