Aplikasi Model KINEROS Untuk Menduga Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Limpasan Permukaan (Studi Kasus Sub DAS Brantas Kecamatan Klojen Kota Malang)

Dilihat dari kondisi alam sekitar kita, sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan meresap ke dalam tanah dan selebihnya akan mengalir menjadi limpasan permukaan. Kondisi daerah dimana hujan itu turun akan sangat berpengaruh terhadap bagian air hujan yang akan meresap ke dalam tanah dan akan membentuk limpasan permukaan, dan karakteristik suatu daerah yang berpengaruh terhadap air hujan antara lain topografi, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Di Kecamatan Klojen merupakan wilayah yang paling sering terjadi limpasan, namun proses pengukuran limpasan secara langsung membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta waktu dan tenaga. Sehingga seringkali sulit mendapatkan data limpasan akibat proses pengukuran yang memberatkan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk menerapkan suatu pendekatan model yang tepat dan sesuai dengan kondisi suatu daerah. Berdasarkan pendekatan ini maka dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan besarnya limpasan yang terjadi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menggambarkan penyebaran tingkat besarnya limpasan permukaan di daerah studi. Model yang digunakan dalam menentukan limpasan yang terjadi adalah Model KINEROS (Kinematic runoff and Erosion model), dimana model ini adalah bagian dari program AGWA – pengembangan dari perangkat lunak ESRI ArcView SIG yang merupakan alat untuk menganalisis fenomena hidrologi untuk penelitian tentang daerah pengaliran sungai yang dirancang untuk mensimulasikan proses infiltrasi, ketinggian limpasan dan erosi yang terjadi pada suatu DAS dengan skala yang relatif kecil yaitu ≤ 100 km2 . Prosedur analisis secara garis besar adalah menghitung tinggi limpasan di Sub DAS Brantas Kecamatan Klojen menggunakan model KINEROS berdasarkan perubahan penggunaan lahan dengan simulasi hujan kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan lahan berpengaruh terhadap besarnya limpasan permukaan yang terjadi atau terdapat korelasi antara penggunaan lahan dengan besarnya tinggi limpasan permukaan. Tinggi limpasan permukaan maksimum pada tahun 2000 yaitu 134.26 mm, pada tahun 2005 yaitu 139.36 mm dan tahun 2010 yaitu sebesar 142,76 mm. Setelah membangingkan nilai limpasan permukaan hasil model KINEROS dengan nilai limpasan permukaan di lapangan keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan dan memiliki kesalahan relatif 9,09%