Komparasi Pengkodean Convolutional Code (CC), Convolutional Turbo Code (CTC) dan Low Density Parity Check (LDPC) pada Mobile WiMAX.

Performansi mobile WiMAX dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya kondisi propagasi dan skema Forward Error Correction (FEC) yang digunakan. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut tentunya akan sangat bermanfaat dalam proses perencanaan dan penerapan teknologi mobile WiMAX. Teknik Forward Error Correction (FEC) yang digunakan pada WiMAX yaitu Convolutional Code (CC), Convolutional Turbo Code (CTC), dan Low Density Parity Check (LDPC). CC bersifat mandatory sedangkan CTC, dan LDPC bersifat optional. Dalam skripsi ini akan dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi performansi mobile WiMAX menggunakan teknik pengkodean CC ( Convolutional Code ), CTC ( Convolutional Turbo Code ) dan LDPC ( Low Density Parity Check ) sebagai FEC-nya. Indikator performansi yang digunakan dalam simulasi adalah BER ( Bit Error Rate ). Beberapa parameter yang diujicoba yaitu: code rate , teknik modulasi,SNR ( Signal to Noise Ratio ). Teknik modulasi yang digunakan adalah QPSK, dan 16QAM dan 64QAM. Kondisi kanal transmisinya adalah AWGN ( Addictive White Gaussian Noise ). Code rate -nya yaitu 1/2, 3/4, 2/3, dan 5/6. Hasil Simulasi pada skripsi ini dengan modulasi QPSK dan code rate yang sama sebesar 1/2 menunjukkan bahwa jika sistem mobile WiMAX menggunakan pengkodean LDPC akan mencapai target nilai BER = 10 -4 ketika pada Eb/No pada 1,25 dB. Sedangkan menggunakan pengkodean CTC akan mencapai target nilai BER = 10 -4 ketika pada Eb/No pada 2.08 dB. Jika menggunakan pengkodean CC akan mencapai target nilai BER = 10 -4 ketika pada Eb/No pada 4.17 dB. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pengkodean LDPC memiliki perbandingan Eb/No lebih