Pengaruh Upset Loading dan Friction Time Pada Sambungan Las Gesek Terhadap Kekuatan Punti.

Aluminium merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan dalam dunia industri. Dalam perkembangannya terdapat beberapa metode pengelasan yang digunakan untuk menyambung aluminium, salah satunya adalah pengelasan gesek ( Friction Welding ). Pengelasan gesek ( friction welding) merupakan salah satu solusi dalm memecahkan permasalahan penyambungan logam yang sulit dilakukan dengan fusión welding (pengelasan cair). Pada pengelasan gesek ( friction welding) proses penyambungan logamnya tanpa pencairan ( solid state process) , yang mana proses pengelasan terjadi sebagai akibat penggabungan antara laju putaran salah satu benda kerja dengan gaya tekan yang dilakukan oleh benda kerja yang lain terhadap ujung benda kerja yang berputar. Gesekan yang diakibatkan oleh pertemuan kedua benda kerja tersebut akan menghasilkan panas yang dapat melumerkan kedua ujung benda kerja yang bergesekan. Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh upset loading dan friction time terhadap kekuatan puntir sambungan las gesek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental sejati ( True Experimental Research) dengan parameter yang dipakai adalah upset loading 160 kgf; 180 kgf; 200 kgf dan friction time 60s; 120s; dan 180s sebagai variabel bebas, kekuatan puntir sebagai variabel terikat dan variabel terkendali yang digunakan adalah putaran spindle 1600 rpm dengan gaya tekan awal sebesar 123 kgf dan holding selama 2 menit. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa upset loading dan friction time berpengaruh terhadap kekuatan puntir pada sambungan las gesek. Kekuatan puntir rata-rata tertinggi terjadi pada sambungan las gesek dengan upset loading 180 kgf dan friction time 60 detik sebesar 35,97 N.m, dan kekuatan puntir rata-rata terendah terjadi pada sambungan las gesek dengan upset loading 160 kgf dan friction time 60 detik sebesar 20,601 N.m. Penggunaan upset loading dan friction time yang berbeda akan menghasilkan sambungan yang berbeda dan kekuatan puntir pada sambungan yang berbeda pula