Pemanfaatan Ruang Komunal Masyarakat Perkotaan pada Permukiman Kampung Kapasari Pedukuhan.

Kampung dapat menjadi identitas dan karakter kota, namun kampung yang ada saat ini dikenal sebagai lingkungan yang kumuh dan miskin. Meskipun dikenal sebagai area kumuh, kampung memiliki keunikan tersendiri. Kehidupan sosial warga kampung terjalin dengan baik bahkan terorganisir. Hal ini membuat kampung yang dikenal kumuh tetap merupakan permukiman yang nyaman bagi warga yang tinggal dan hidup di dalamnya. Kegitan sosial warga kampung tersebut terjadi pada Ruang Komunal. Ruang komunal merupakan ruang bersama tempat berkumpul dan bersosialisasi seluruh warga kampung. Warga kampung melakukan penempatan, pembentukan bahkan pembangunan pada elemen fisik kampung agar dapat terbentuk ruang komunal yang dapat mewadahi kebutuhan dan aktivitas warga, namun seringkali pemanfaatan ini tidak dapat memenuhi kebutuhan warga dengan maksimal sebaliknya cenderung menurunkan kualitas hidup dan lingkungan kampung. Hal ini terjadi karena belum adanya pemahaman mengenai kebutuhan dan perilaku warga untuk membentuk desain permukiman yang berkualitas dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan ruang komunal kampung. Penelitian ini merupakan kajian penelitian kualitatif dengan metode etnografis. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada pagi hari (pk. 08.00-10.00), siang hari (pk. 11.00-14.00), sore hari (15.00-17.00) dan malam hari (18.00-20.00). Unit amatan didapatkan melalui proses Grand Touring . Unit amatan berupa pelaku, aktivitas warga serta kondisi fisik kampung diamati dan diidentifikasi melalui teknik observasi partisipatif diamana penulis terlibat dalam kehidupan masyarakat secara langsung. Setelah dilakukan proses observasi dihasilkan data deskriptif mengenai lingkungan fisik kampung yang membentuk ruang komunal, pola aktivitas warga beserta intensitas waktu serta pelaku. Data yang didapatkan dianalisis menurut teori Barker (1987) berdasarkan pola perilaku yang terjadi pada setiap pola aktivitas ( Standing Pattern of Behaviours ), waktu terjadinya aktivitas ( Temporal ), kualitas dan nilai serta fungsi ruang serta elemen penunjang di dalam ruang ( Millieu ), serta hubungan antara ketiga elemen unit amatan dalam membentuk ruang interaksi dan memanfaatkan ruang komunal. Dari hasil analisa diperoleh adanya tipe ruang komunal berjenis linear dan spot. Kedua tipe tersebut memiliki perbedaan karakteristik berdasarkan bentuk fisik, pola aktivitas yang terjadi di dalamnya, perbedaan gender pengguna, serta intensitas penggunaan ruangnya. Tipe linear berbentuk garis panjang, dan mewadahi perilaku berdasarkan kebutuhan domestik, pengguna pada umumnya wanita, serta paling intens terjadi pada pagi dan sore hari. Tipe spot berbentuk terpusat dan mewadahi perilaku berdasarkan kebutuhan sosial dan kebutuhan ekonomi, pengguna pada umumnya pria, serta paling intens terjadi pada sore dan malam hari. Oleh sebab itu, didapatkan pembahasan mengenai perbedaan pemanfaatan ruang komunal berdasarkan gender dan perbedaan pemanfaatan ruang komunal berdasarkan pola aktivitas berdasarkan kebutuhan sosial dan ekonomi