Studi Kelayakan Jalan Lingkar Timur Kabupaten Malang.

Kabupaten Malang wilayah Timur adalah daerah yang kurang berkembang apabila dibandingkan dengan daerah Kabupaten Malang diwilayah lainnya. Dengan adanya Jalan Lingkar Timur tersebut, kawasan timur Kabupaten Malang dapat lebih berkembang terutama yang berkaitan dengan rencana pengembangan beberapa kawasan sebagai pusat pengembangan di Kabupaten Malang, seperti pengembangan kawasan industri di Kecamatan Jabung, kawasan Agropolitan di kecamatan Poncokusumo, dan kawasan Wisata di Pakis, dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah Timur Kabupaten Malang. Selain itu, tersedianya jalan lingkar tersebut diharapkan dapat mengatasi/mengurangi permasalahan lalu lintas secara signifikan yang sering terjadi di ruas jalan jalan utama Surabaya – Malang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan rencana pembangunan Jalan Lingkar Timur Kabupaten Malang. Dalam studi ini terdapat beberapa tahapan pengerjaan, yang pertama adalah Identifikasi trase-trase alternatif, penentuan titik akhir dan titik awal trase, analisis lalu lintas ( Normal Traffic, Diverted Traffic, Generated Traffic ), estimasi desain perkerasan, analisis ekonomi dengan membandingkan aspek manfaat dan aspek biaya, Setelah didapat nilai dari biaya dan manfaat maka dijadikan nilai sekarang (Present Value) dari tahun rencana ke tahun sekarang, sehingga dapat dihitung nilai Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). Kajian untuk penentuan rute terpilih menggunakan Metode Analisa Multi Kriteria, yaitu metode pengambilan keputusan yang mengikutsertakan berbagai pihak terkait. Adapun metode AMK yang dipakai adalah Metode Proses Hirarki Analisis (AHP), karena merupakan metode yang fleksibel dalam mengambil keputusan dengan mengkombinasikan berbagai pertimbangan untuk memperoleh pemecahan permasalahan multi kriteria. Kriteria yang digunakan adalah Aspek Teknis, Kesesuaian Tata Ruang, Ekonomi, Biaya, Pariwisata, dan Aksesibilitas. Dimana bobot kriteria ditentukan oleh responden dari beberapa instansi yang berkepentingan. Kuisioner diberikan kepada 36 responden. Untuk mendapatkan nilai bobot kriteria, data hasil survei kuisioner dianalisis dengan Metode AHP, yaitu dengan matriks perbandingan berpasangan. Didapatkan aspek teknis sebagai kriteria dengan nilai bobot/prioritas tertinggi yaitu 0,227, kemudian berurutan kriteria kesesuaian tata ruang sebesar 0,187, kriteria pariwisata sebesar 0,18, kriteria ekonomi sebesar 0,143, kriteria aksesibilitas sebesar 0,14 dan kriteria biaya sebesar 0,123. Kemudian dengan mengalikan nilai bobot kriteria dengan nilai utilitas masing-masing alternatif lokasi yang didapatkan dari pengolahan data sekuder, dapat ditentukan alternatif rute terbaik Jalan Lingkar Timur Kabupaten Malang adalah alternatif 1 dengan nilai prioritas tertinggi yaitu 107,78. Untuk perencanaan Jalan Lingkar Timur Kabupaten Malang digunakan konsep perencanaan yang akan diprediksikan hingga 20 tahun kedepan (tahun 2034). Dimana perhitungan bangkitannya sebesar 38210,96 smp/hari. Sehingga direncanakan jalan Arteri Sekunder dengan lebar jalan 12 m dan tipe jalan 4/2 UD. Dengan lapis permukaan Laston MS 340 Roughness 1000 tebal 8 cm, lapis pondasi Batu Pecah Kelas A (CBR 100%) tebal 20 cm, Lapis pondasi bawah Sirtu Kelas A (CBR 70%) tebal 30 cm. Analisa kelayakan ekonomi menggunakan 3 parameter untuk menentukan layak atau tidaknya pembangunan Jalan Lingkar Timur Kabupaten Malang. Parameter tersebut adalah NPV ( Net Present Value ), IRR ( Internal Rate of Return ) dan BCR ( Benefit Cost Ratio ). Hasil evaluasi NPV pada kondisi dasar dengan tingkat diskonto 15 % menunjukkan nilai positif. Sedangkan pada evaluasi IRR didapatkan IRR pada kondisi dasar 24,9 %, dan pada evaluasi BCR kondisi dasar dengan tingkat suku bunga 17 % - 30 %. Dari 3 parameter tersebut dapat dikatakan bahwa proyek ini cukup layak untuk dilaksanakan