Perancangan Integrasi Radar Cuaca Berbasis GPRS.

Indonesia memiliki radar cuaca yang cukup banyak jumlahnya, tetapi radar cuaca yang ada di Indonesia belum ada satupun yang diintegrasikan. Selama ini untuk mengirimkan data radar cuaca yang berada di daerah masih dikirimkan secara manual. Sehingga hal ini membuat data yang dibutuhkan tidak up to date . Integrasi ini bertujuan untuk mempermudah seorang forecaster untuk menganalisa keadaan awan. Dalam pengerjaan dibutuhkan parameter-parameter yang dapat digunakan. Parameter tersebut adalah jenis radar, jenis awan, jarak antara radar dengan awan dan juga faktor cuaca yang ada. Dalam perancangan perangkat lunak harus memperhatikan delay yang disebabkan oleh delay GPRS tersebut. Metodologi yang digunakan secara umum meliputi pengumpulan data yang terdiri dari studi literatur, serta perancangan sistem yang meliputi penentuan spesifikasi sistem, perancangan blok diagram sistem, perancangan prinsip kerja sistem, perangkat lunak ( software ) dan pengujian alat serta menganalisa hasil pengujian. Pada sistem ini digambarkan bagaimana radar dapat mengetahui jenis awan dan jarak awan dengan radar. Kemudian data yang diperoleh di daerah dapat dikirimkan ke pusat secara otomatis dengan menggunakan GPRS, dan menggabungkan data yang berada di daerah ke dalam satu gambar. Perangkat lunak yang digunakan untuk komputer adalah PHP. Semakin besar jarak jangkau radar dan redaman, maka daya yang diterima oleh radar semakin kecil. Daya yang diterima oleh radar untuk jarak jangkau 10 km pada kondisi normal (tanpa redaman awan) adalah Stratocumulus -157,08 dB, Altostratus -150,17 dB, Stratus -147,81 dB, Nimbostratus -146,77 dB, Cumulus - 136,62 dB, Comulonimbus -122,01 dB, Cumulus Congetus -117,77 dB. Untuk delay pada GPRS, besar data yang dikirimkan mempengaruhi waktu tunda sistem, waktu tunda terbesar dicapai saat data yang dikirimkan sebesar 51200 byte (50 kb) yaitu 99,06093 detik