Kompleks Markas Komando Satuan Brimob NTB.

Hubungan antara bangunan tradisional dengan bukan hanya tercipta dalam jangka waktu yang singkat, akan tetapi telah terbentuk dalam rentang waktu yang lama dan terjadi secara turun temurun dari beberapa generasi. Bangunan tradisional dari masyarakat pada masing-masing daerah umumnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda, namun pada prinsipnya sama-sama merupakan hasil pemikiran yang berulang-ulang melalui proses trial and error, sehingga mencapai suatu harmonisasi yang tinggi. ( Lilananda dalam Rini Krisna, 2005 ) Kesadaran kembali ( revitalisasi ) tentang pengetahuan tradisional dapat membantu sedemikian rupa sehingga arsitektur Indonesia yang tradisional ini akan menjadi arsitektur kehidupan yang bukan hanya tergantung pada teknik. Dilihat dari konstruksi tradisional, bahwa arsitektur masa kini seharusnya juga diupayakan untuk mempertimbangkan kembali unsur lokal bagi desain arsitektur. Salah satu langkah pengembangan kualitas ini dilakukan dengan cara memberikan alternatif desain rancangan, dengan tema perancangan ” Post Modern , adalah percampuran antara tradisional dengan non-tradisional, perpaduan antara lama dan baru”. Penerapan tema Arsitektur Post Modern dalam perancangan kopleks Markas Satuan Brimob NTB ini, karena Markas Komando ini merupakan pusat pemerintahan di NTB, maka kantor pemerintahan adalah salah satu upaya untuk mengangkat unsur tradisional daerah setempat sebagai identitas kawasan dimana dan untuk siapa kantor itu berdiri. Konsepsi yang holistik antara fungsi, pola aktivitas dan spirit akan mampu melahirkan harmoni yang estetik. Maka unsur lokal dari lokasi site, akan dipadukan dengan desain arsitektur masa kini. dan merupakan ciri khas khusus yang membedakan dengan Markas komando yang lainnya