Sistem Pengendalian Polusi Asap Rokok Pada Udara Ruangan Tertutup Menggunakan PLC.

Penggunaan PLC ( Programmable Logic Controller ) yang semakin luas terutama dalam bidang industri dalam proses otomatisasinya, mengakibat kan banyak sekali proses produksi yang semakin dipermudah. Dan tak jarang pula PLC dipergunakan karena merupakan kontroller yang aplikatif dan karena sifatnya yang tahan lama (mampu bertahan pada suhu yang tin ggi serta kelembapan yang rendah) , mudah dalam interfacing , kecepatan proses tinggi dan mudah dalam penggunaannya. Dalam skripsi ini PLC digunakan dalam bidang kesehatan yang pengaplikasiannya dimanfaatkan sebagai kontroller otomatis untuk mengendalikan polusi asap rokok serta suhu udara sebagai faktor kenyamanan. Masukan dari PLC ini terdiri sensor gas dan sensor suhu. Pada sistem ini sensor-sensor yang digunakan merupakan sensor analog dan PLC diposisikan untuk dapat membaca masukan berupa data analog dari keluaran sensor -sensor tersebut. Maka dalam perancangannya, sistem ini memanfaatkan piranti ADC sebagai pengkonversi data analog menjadi data digital sehingga memudahkan PLC untuk membaca keluaran dari sensor -sensor yang digunakan. Setelah melakukan pengujian didapatkan rata -rata prosentase kesalahan V out sensor sebesar 0,36% pada sensor gas dan 0,52% pada sensor suhu. Sedangkan rata-rata prosentase kesalahan keluaran dari ADC sebesar 0,65%. Keluaran digital dari ADC tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk mengatur kerja aktuator ( fan, jendela dan pengharum ruangan) pada sistem ini, sehingga dapat menjaga suhu udara pada set point 26,5°C dan kadar asap rokok pada set point 0 ppm. PLC memiliki total waktu 0,152 ms untuk mengeksekusi keseluruhan instruksi yang digunakan dalam diagram tangga pada sistem ini. Waktu penetapan ( ts ) yang dibutuhkan oleh sistem untuk mengendalikan kadar asap rokok dan suhu udara ketika diberikan gangguan adalah sebesar 192 s dan 138 s