Pengaruh Sudut Chamfer terhadap Kekuatan Tarik Sambungan Las Gesek pada Paduan Aluminium AA6061.

Aluminium merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan dalam dunia industri, namun memiliki beberapa kesulitan dalam proses pengelasannya. Salah satu metode pengelasan yang dapat digunakan untuk mengelas Aluminium adalah pengelasan gesek ( friction welding ), yang mana proses pengelasan terjadi sebagai akibat penggabungan antara laju putaran salah satu benda kerja dengan gaya tekan yang dilakukan oleh benda kerja yang lain terhadap benda kerja yang berputar. Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh sudut chamfer terhadap kekuatan tarik sambungan las gesek pada paduan Aluminium AA6061. Hasil yang diperoleh akan memberikan kemudahan untuk menentukan seberapa besar sudut chamfer yang sesuai untuk menghasilkan kekuatan tarik sambungan las gesek dari suatu komponen permesinan yang akan dibuat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen nyata dengan parameter yang dipakai adalah besar sudut chamfer 0 o , 15 o , 22.5 o , 30 o , 45 o , 60 o , dan 75 o sebagai variabel bebas, kekuatan tarik sambungan las gesek sebagai variabel terikat dan putaran 1600 rpm sebagai variabel kontrol, gaya tekan pengelasan 156.8 kgf, waktu pengelasan 2 menit, dan holding time 2 menit. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis statistik dan teoritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik rata-rata tertinggi yang dicapai terdapat pada sudut chamfer 30 o yaitu 123.38 N/mm 2 . Hal ini menunjukkan peningkatan yang berarti jika dibandingkan pengelasan yang dilakukan tanpa adanya sudut chamfer yang mana nilai kekuatan tarik rata-ratanya hanya sebesar 90.37 N/mm 2 . Penggunaan sudut chamfer akan menghasilkan sambungan yang berbeda, ditinjau dari foto makrostrukturnya, kekuatan tarik sambungan sambungan las gesek dipengaruhi oleh sempitnya luasan HAZ yang dihasilkan, ada tidaknya porositas, dan besarnya luasan daerah fully plasticized