Studi Harga Air Pada Pengembangan Jaringan Pipa Untuk Wilayah Kecamatan Binangun Kabupaten B litar.

Pertambahan jumlah penduduk terutama di Kecamatan Binangun semakin meningkat tiap tahun. Karena p erkembangan suatu daerah sering diikuti dengan pertumbuhan jumlah penduduknya, sehingga menuntut bertambahnya pula kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat . Untuk mengatasi kebutuhan air yang semakin meningkat tersebut, Saat ini PDAM Kabupaten Blitar telah melakukan pengembangan jaringan air bersih khususnya di Kecamatan Binangun. PDAM unit Binangun saat ini telah memanfaatkan air yang berasal dari sumber air Sumber Suko yang terletak di Desa Ngembul dengan debit 70m 3 /det. Skripsi ini mengkaji tentang penetapan harga jual air bersih. Analisa ekonomi dihitung dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya Pengembangan Jaringan Pipa ditinjau terhadap Nilai Rasio Biaya manfaat (B/C), Selisih manfaat (B -C), Tingkat pengembalian Internal (IRR) dan Titik Impas Investasi dan Analisis Sensivitas. Perhitungan yang digunakan dalam penentuan harga air adalah berdasarkan pada biaya konstruksi, biaya operasi pemeliharaan jaringan pipa dengan manfaat yang diperoleh dari penjualan air. Dan juga digunakan simulasi prosentase jumlah penduduk antara 10%,11%,12,5%, 57% dengan kehilangan air 20% dan ke hilangan air 25%. Dari hasil pembahasan diperoleh harga jual air bersih yaitu untuk kehilangan air 20% sebesar dengan penduduk terlayani 10% = Rp.2437, 11% = Rp 2211, 12,5% = Rp 1942, 57% = Rp.1371. Untuk kehilangan air 25%, penduduk terlayani 10% = Rp. 2484, 11%= Rp. 2253, 12,5% =Rp. 1979, 57% = Rp.1379. Hasil perhitungan berdasarkan analisa ekonomi diperoleh dari asumsi penduduk terlayani paling kecil yaitu 10% dan kehilangan air 25% sehingga didapatkan Biaya Total=Rp2.430.653.262, Manfaat Total =Rp.735.149.385, B/C = 1, B-C = 0, IRR= 11%, Titik Impas Investasi 12 tahun. Dari hasil analisa ekonomi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga air tersebut cukup layak secara ekonomi