Penerapan HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) pada Jaringan WCDMA

Penggunaan layanan IP-Based pada jaringan wireless 3G yang meningkat menyebabkan perlu ditingkatkannya throughput, area cakupan, dan pengurangan delay, tidak hanya pada jalur downlink, namun juga pada jalur uplink-nya, dikarenakan terdapat aplikasi seperti video-conferencing yang memerlukan transmisi data secara bidirectional. HSUPA merupakan teknik yang digunakan untuk meningkatkan performansi jaringan WCDMA, atau bisa juga dikatakan untuk menyeimbangkan kemampuan downlink HSDPA yang mencapai 14,4 Mbps. Berdasarkan data sekunder yang berasal dari berbagai referensi, skripsi ini akan membahas bagaimana analisis pengaruh penerapan HSUPA pada jaringan WCDMA, yang meliputi: kapasitas sistem dan throughput, BER (Bit Error Rate) dan packet loss, delay rata-rata per blok data, serta utilitas link. Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa jaringan WCDMA-HSUPA akan menghasilkan jumlah user dan delay yang lebih kecil, serta throughput, BER, dan utilitas link yang lebih besar dari pada jaringan WCDMA. Sebagai contoh pada mobilitas user A (pedestrian 3 km/jam), t et BLER arg =10%, jaringan WCDMA-HSUPA menghasilkan 3,37 user, throughput 1241,25 kbps, BER=0,039733523 dan utilitas link 21,55% (HARQ I), serta 3,51 user, throughput 1289,96 kbps, BER=0,043492528, dan utilitas link 22,40% (HARQ II), sedangkan jaringan WCDMA menghasilkan 5,89 user, throughput 367,05 kbps, dan utilitas link 15,93%. Pada TTI 10ms dan t et BLERarg =10% delay pada jaringan WCDMAHSUPA adalah 75,558455585ms (HARQ I) dan 75,556355564ms (HARQ II), sedangkan pada jaringan WCDMA adalah 84,444ms