Pengaruh variasi luas tulangan tumpuan yang masuk ke lapangan terhadap lebar retak.

Beton memiliki sifat kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik sehingga dalam struktural bangunan, beton diperkuat dengan tulangan baja yang akan membantu beton menahan gaya tarik. Sehingga terjadi kerjasama antara beton dan baja dimana beton yang akan menahan gaya tekan dan baja akan menahan gaya tarik. Dengan adanya kerjasama baja pada beton maka komponen struktur tersebut disebut beton bertulang. Pada bangunan sering digunakan tulangan rangkap yang dapat berfungsi untuk memperkecil lendutan ataupun sebagai pegangan dari tulangan sengkang. Panjang penyaluran tulangan diatur oleh SNI 03 – 2847 - 2002 pasal 14.12 ayat 3 yang mengatakan bahwa paling sedikit sepertiga dari jumlah tulangan tarik total yang dipasang untuk momen negatif pada suatu tumpuan harus ditanamkan hingga melewati titik belok sejauh tidak kurang dari nilai terbesar antara tinggi efektif komponen struktur, 12db, atau seperenambelas bentang bersih. Dan tulangan tersebut dapat diteruskan ke lapangan untuk menahan lentur dan tujuan-tujuan lain yang diinginkan perancang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memberikan informasi mengenai pengaruh yang terjadi pada lebar retak apabila dilakukan penambahan varisi prosentase luas tulangan tumpuan yang masuk ke lapangan. Balok uji dibuat dengan menggunakan variasi prosentase luas tulangan tumpuan diberi 2 beban terpusat yang sama besar. Ketika beban semakin bertambah maka akan mulai timbul retak pada balok. Retak yang terjadi diukur dengan menggunakan microscop crack detector. Dengan mengamati dan menganalisis data lebar retak yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan variasi prosentase luas tulangan tumpuan yang masuk ke lapangan mempengaruhi lebar retak yang terjadi pada balok. Semakin bertambahnya variasi prosentase luas tulangan maka dapat memperkecil lebar retak yang terjadi