Pengaruh Variasi prosentase Luas Tulangan Tumpuan yang Masuk ke Lapangan terhadap pola keruntuhan balok.

Pada pekerjaan struktur beton bertulang, terkadang dijumpai tulangan tumpuan yang diteruskan masuk ke lapangan. Dalam SNI 03-2847-2002 pasal 14.12 ayat (3) disebutkan bahwa telah mensyaratkan pada tulangan momen negatif Paling sedikit sepertiga dari jumlah tulangan tarik total yang dipasang untuk momen negatif pada suatu tumpuan harus ditanamkan hingga melewati titik belok sejauh tidak kurang dari nilai terbesar antara tinggi efektif komponen struktur, 12db, atau 1/16 dari bentang bersih. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis keruntuhan balok akibat adanya variasi prosentase tulangan tumpuan yang masuk ke lapangan, untuk mengetahui prosentase yang menghasilkan pola retak minimum pada beban yang sama dan untuk mengetahui pengaruh variasi prosentase tulangan tumpuan yang diteruskan ke lapangan terhadap pola keruntuhan balok Penelitian dilakukan menggunakan balok uji berukuran 12 x 20 x 140 cm dengan. luas tulangan tumpuan yang masuk ke lapangan divariasikan sebesar 14.3%, 20%, 33%, 41.6% dan 55%. Balok uji direncanakan mengalami keruntuhan lentur. Pengujian dilakukan dengan memberikan dua beban terpusat vertikal yang sama besar pada balok uji, serta mengkondisikan agar tumpuan yang terjadi adalah jepit-jepit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan geser. Sedangkan prosentase yang menghasilkan retak minimum pada beban yang sama (sebesar beban retak 33%) terdapat pada prosentase 33%. Adapun berdasarkan analisa statistik, diperoleh adanya pengaruh yang signifikan antara prosentase tulangan 14.3% dengan 33%. Keseluruhan hal ini menunjukkan, bahwa tulangan tumpuan yang diteruskan ke lapangan sebesar 33%, memiliki kapasitas dukung dalam menahan beban lebih besar dibandingkan kapasitas dukung beban pada prosentase 14.3%, 20%,41.6% dan 55%