Pengaruh Penambahan Monensin Pada Pakan Lengkap Terhadap Produksi Gas Total, Parameter Produksi Gas Dan Nilai Energi Secara In Vitro

Produksi gas pada sistem rumen dapat menyebabkan ternak ruminansia mengalami kehilangan sebagian energi kimia yang tercerna, dan gas metan yang diemisi dapat memberikan kontribusi efek rumah kaca terhadap lingkungan atmosfer. Upaya yang dilakukan dalam penanganan gas terbatas hanya pada pemanfaatan feses ternak ruminansia sebagai biogas dan pupuk. Penggunaan metode tersebut belum sepenuhnya dapat berkontribusi secara langsung. Hal ini memerlukan alternatif penanganan gas secara langsung pada rumen ternak ruminansia melalui pemberian pakan yang mengandung bahan aktif defaunasi (penghambat pertumbuhan) mikroba pembentuk gas dalam rumen ternak ruminansia. Manfaat lain dari bahan defaunasi selain menghambat pertumbuhan mikroba pembentuk gas di dalam rumen, juga dapat meningkatkan efisiensi energi. Monensin adalah salah satu pakan tambahan yang biasa digunakan untuk promotor pertumbuhan ternak ruminansia. Monensin memiliki banyak manfaat di antaranya adalah meningkatkan efisiensi pakan, retensi nitrogen, dan menurunkan polulasi protozoa di dalam rumen. Penurunan protozoa tersebut dapat berdampak pada penurunan produksi gas yang dihasilkan. Monensin tidak bekerja secara langsung menurunkan proses pembentukan gas, tetapi monensin dapat memberikan pengaruh pada populasi protozoa di dalam rumen ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan monensin pada pakan lengkap terhadap produksi gas secara in vitro, Metabolizable Energy, dan Net Energy. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga November 2015 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT), Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan lengkap yang tersusun dari : jerami padi (Oryza sativa), dedak padi (Oryza sativa), Pollard (Triticum sativum), Bungkil Kopra (Cocos nucifera L.) dan Bungkil Kedelai (Glycine max), bahan kimia untuk uji kandungan pakan, dan cairan rumen yang berasal dari sapi yang difistula. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan di laboratorium, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sebagai kelompok. Komposisi pakan lengkap untuk penelitian ini adalah jerami padi (25 %) + dedak padi (37 %) + pollard (19 %) + bungkil kopra (13 %) + bungkil kedelai (6 %). Perlakuan terdiri dari pakan lengkap dengan level penambahan monensin yang berbeda-beda, yaitu P0 (0 mg/kg BK pakan), P1 (33 mg/kg BK pakan), P2 (38 mg/kg BK pakan) dan P3 (43 mg/kg BK pakan). Variabel penelitian adalah produksi gas total, potensi produksi gas dan nilai energi. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi level penambahan monensin memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap produksi gas total (jam ke 48), nilai b, c, nilai ME, dan nilai NE. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan monensin pada pakan lengkap sebanyak 33 mg/kg BK merupakan perlakuan yang terbaik. Penambahan tersebut menghasilkan 51,16 mL/500 mg BK produksi gas total, 57,15 mL/500 mg BK nilai potensi produksi gas (b), 0,11 mL/jam laju produksi gas (c), 8,65 MJ/kg BK pakan nilai ME dan 7,18 MJ/kg nilai NE. Saran penelitian adalah disarankan untuk penelitian lebih lanjut mengukur variabel lain yaitu konsentrasi VFA dan produksi gas CH4