Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Berbasis Usaha Keluarga Di Desa Ngaglik Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar

Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan sapi perah. Di desa Ngaglik tidak sedikit masyarakatnya mempunyai usaha peternakan sapi perah rakyat berbasis usaha keluarga dengan jumlah kepemilikan bervariasi dan merupakan usaha peternakan yang mulai banyak diminati oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Tujuan penelitian adalah menganalisis kelayakan usaha ternak sapi perah yang meliputi biaya produksi, penerimaan, pendapatan, Revenue Cost Ratio(R/C ratio), Break Event Point (BEP) dan rentabilitas. Pemilihan sampel menggunakan teknik multi stage sampling dengan jumlah responden 30 peternak yang dibagi menjadi 3 strata yaitu strata 1 (2-4,8 ST), strata 2 (4,9-7,7 ST) dan strata 3 (7,8- 10,6 ST). Pengambilan data dilakukan selama 2 minggu mulai tanggal 20 April sampai 3 Mei 2015. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif tentang keadaan usaha peternakan sapi perah rakyat dan karakteristik peternak serta analisis kuantitatif untuk menganalisis biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, BEP dan rentabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden peternak memberikan gambaran tentang kondisi usaha ternak sapi perah dalam menjalankan usahanya. Pendidikan responden dalam usaha ternak sapi sebagian besar adalah SD sampai SMP, usia dan pengalaman sangat berpengaruh terhadap proses produksi ternak sapi perah. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usaha ternak sapi perah pada strata 3 lebih menguntungkan dari pada strata 1 dan 2. Hal ini didasarkan atas biaya produksi/ Satuan Ternak/hari pada strata 1, 2 dan 3 masing-masing adalah Rp. 58.311/ST/hari, Rp. 57.698/ST/hari dan Rp.57.743/ST/hari apabila biaya produksi/liter pada strata 1, 2 dan 3 adalah Rp. 4.485/liter, Rp. 4.438/liter dan Rp. 4.202/liter. Penerimaan per bulan pada strata 1, 2 dan 3 masing-masing adalah Rp. 70.020/ST/hari, Rp.71.022/ST/hari dan RP. 72.564/ST/hari. Pendapatan per Satuan Ternak/hari pada strata 1, 2 dan 3 masing-masing adalah Rp. 11.709/ST/hari, Rp. 13.323/ST/hari dan Rp. 14.821/ST/hari, sehingga R/C ratio pada strata 1, 2 dan 3 adalah 1,20, 1,23 dan 1,25. Nilai BEP hasil pada strata 1, 2 dan 3 adalah 13/liter/ST/Hari, 12/liter/ST/Hari dan 12/liter/ST/Hari. Nilai BEP harga pada strata 1, 2 dan 3 adalah Rp. 4.485/liter, Rp. 4.390/liter dan Rp. 4.224/liter. Nilai rentabilitas per bulan pada strata 1, 2 dan 3 adalah 13,72%, 15,63% dan 17,73%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi perah pada strata 3 (7,8- 10,6 ST) lebih menguntungkan daripada strata 1 (2-4,8 ST) dan strata 2 (4,9-7,7 ST). Saran yang dapat diberikan pada usaha ternak sapi perah di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar untuk menambah pendapatan dan keuntungan maka peternak disarankan untuk menambah jumlah ternaknya dan memperbaiki sistim manajemen agar usahanya lebih efisien dan menguntungkan