Aplikasi Teknologi Laserpuntur Untuk Gertak Birahi Ditinjau Dari Waktu Anestrus Post Partum Yang Berbeda Pada Kambing Boer Dan Persilangannya

Teknologi laserpuntur adalah suatu teknik rangsangan secara fisik, termik, kimiawi, suara, dan elektrik pada titik akupunktur yang terdapat di permukaan tubuh makhluk hidup (termasuk hewan) untuk mencapai tujuan kesehatan yang bersangkutan. Penggunaan sinar laser sebagai stimulator terhadap titik akupunktur. Pada penyerentakan estrus, titik akupunktur yang ditembak adalah titik reproduksi yang terdiri atas satu titik estrus (titik Ming-Meng), empat titik ovarium (titik Shen-Yu), enam titik oviduk, dua titik cervix uteri, satu titik hormonal, dan tiga titik di daerah vulva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perbedaan waktu anestrus post partum dapat berpengaruh terhadap munculnya estrus pada induk kambing. Serta menentukan waktu pemaparan laser setelas partus yang tepat sehingga waktu anestrus post partum dapat dipersingkat. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemaparan laserpunktur ada pengaruhnya terhadap efisiensi reproduksi pada kambing Boer ditinjau dari waktu anestrus post partum serta sebagai bahan informasi mengenai pengaruh pemaparan laserpunktur terhadap efisiensi reproduksi kambing Boer. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2015 di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi penelitian adalah 35 ekor kambing betina dewasa yang tidak sedang bunting. Metode yang digunakan adalah studi kasus dan percobaan dengan perlakuan pemaparan laserpunktur, pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling. Variabel yang diamati meliputi persentase (%) estrus, onset estrus, serta lama estrus. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, dihitung rata – rata dan Standar Deviasi. Deteksi estrus dilakukan pada pagi dan malam hari dengan menggunakan teaser (pejantan pendeteksi) Peranakan Ettawa berumur 1,5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kambing yang digunakan sebagai sample mempunyai anestrus post partum yang bervariasi yang dimasukkan ke dalam 5 kelompok, yaitu kelompok APP I: 0 – 50 hari, APP I: 51 – 100 hari, APP III: 101 – 150 hari, APP IV: 151 – 200 hari, APP V: 201 – 250 hari. Pengaruh laserpunktur terhadap persentase (%) estrus berdasarkan waktu anestrus post partum adalah APP I, APP II, APP III, APP IV, dan APP V yaitu: 3,4%, 31%, 17%, 17%, dan 21%. Sedangkan pengaruhnya terhadap onset estrus (hari) berturut – turut adalah: 2,00 0 hari, 7,78 9,05 hari, 7,50 5,01 hari, 7,20 5,36 hari, dan 7,17 5,31 hari. Hasil untuk lama estrus (jam) berturut – turut adalah 51,00 6,00 jam, 81,33 73,36 jam, 87,00 93,08 jam, 54,00 16,97 jam, dan 78,67 57,74 jam. Ditinjau dari persentase (%) estrus, kelompok APP II merupakan hasil yang terbaik, sedangkan jika ditinjau dari onset estrus (hari) kelompok APP I yang menunjukkan hasil terbaik, dan ditinjau dari lama estrus (jam) kelompok APP I yang menunjukkan hasil terbaik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah treatment pemaparan laserpunktur dapat berpengaruhi untuk menggertak estrus dilihat dari tiga variabel yaitu: onset estrus, lama estrus, serta persentase estrus. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase estrus (76%) dengan onset estrus setelah dipapar laserpuntur yang paling cepat adalah satu hari setelah pemaparan laser, serta mendapatkan lama estrus yang paling ideal. Sebaiknya pemaparan laserpunktur dilakukan pada 0 – 50 hari anestrus post partu