Pengaruh Pemanfaatan Limbah Ikan Segar Pasar Dalam Pakan Terhadap Kualitas Karkas

Limbah ikan merupakan salah satu bahan pakan yang dapat diberikan kepada ternak, dimana penggunaan limbah ikan yang ada dipasar dapat menekan biaya karena limbah ikan umumnya akan dibuang dan tidak dimanfaatkan. Hanya ada 40% hasil ikan yang dapat dikomsumsi, meninggalkan 60% yang dapat digunakan sebagai sumber protein hewani untuk pakan. Limbah ikan yang ada disekitar dapat dimanfaatkan untuk pakan unggas, baik dalam bentuk segar atau melalui proses (Ravindran, 2012). Limbah ikan meliputi bagian insang, saluran penceranaan, sisik dan sirip. Elvevoll (2004) menyatakan bahwa limbah ikan mempunyai nilai potensial. Seafood dan limbah ikan dapat menjadi sumber protein. Terdapat asam lemak essensial tak jenuh, vitamin, antioksidan dan mineral. Profil asam amino limbah ikan sangat mirip dengan industri tepung ikan.Penambahan limbah ikan dalam pakan itik dimungkinkan dapat memberikan pengaruh yang relatif sama dengan penggunaan tepung ikan. Penlitian dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2015 hingga 21 April 2015 di Peternakan Itik Pedaging milik Bapak Tito, Desa Ploso, Kecamatan Junrejo, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemamfaatan limbah ikan terhadap kualitas karkas meliputi bobot karkas, persentase lemak abdominal dan persentase disposisi daging dada. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tentang persentase pemberian limbah ikan yang tepat untuk menghasilkan persentase karkas yang baik, persentase disposisi daging dada yang baik dan menurunya lemak abdominal pada itik hibrida jantan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik pedaging jenis MP (mojosari peking) umur 15 hari dengan jenis kelamin jantan sebanyak 80 ekor dengan bobot rata-rata 327,94±20,26 g/ekor dan nilai KK sebesar 6,18%. Limbah ikan didapat dari Pasar Merjosari. Penambahan limbah ikan terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah P0 pakan perlakuan tanpa limbah ikan, P1 pakan perlakuan + 2,5% limbah ikan, P2 pakan perlakuan + 5% limbah ikan, P3 pakan perlakuan + 7,5% limbah ikan, P4 pakan perlakuan + 10% limbah ikan. Cara pengambilan contoh untuk semua perlakuan adalah berdasarkan rata-rata bobot badan. Variabel yang diukur adalah bobot karkas, persentase lemak abdominal dan persentase disposisi daging dada. Data yang diperoleh ditabulasi dengan program Microsoft Excel, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, dan apabila terdapat perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan dilanjutkan dengan uji lanjut Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah ikan sampai tingkat 10% dalam pakan memberikan pengaruh masing-masing perlakuan terhadap bobot karkas berbeda nyata (P<0,01) dan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap persentase lemak abdominal dan persentase disposisi daging dada. Secara umum bobot badan akhir yaitu pada umur 6 minggu yang dicapai itik hibrida jantan selama penelitian adalah 1044 g. Rata-rata berat karkas itik hibrida jantan adalah 632,25 g. Rata-rata persentase lemak abdominal dari masing-masing perlakuan berkisar 0,99% sampai 1,32%. Rata-rata persentase disposisi daging dada masing-masing perlakuan berkisar 3,80% sampai 4,22%. Disimpulkan bahwa penamabahan limbah ikan segar pasar pada pakan dapat meningkatkan bobot karkas, tidak dapat meningkatkan persentase disposisi daging dada dan tidak menurunkan persentase lemak abdominal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan limbah ikan sebesar 2,5% dalam pakan meberikan pengaruh terhadap bobot karkas terbaik. Saran yang diberikan yaitu untuk penambahan limbah ikan segar dalam pakan itik pedaging maksimal 10% serta perlu didampingi sumber protein tambahan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kecernaan limbah ikan dalam pakan unggas