Hubungan Antara Body Condition Score Dan Statistik Vital Dengan Produksi Susu Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (Pfh) Periode Laktasi Di Peternakan Rakyat Wilayah Jabung Kabupaten Malang

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus-30 September 2014 di peternakan sapi perah wilayah Jabung, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Body Condition Score (BCS) dan statistik vital dengan produksi susu sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan seleksi dan prediksi produksi susu sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) berdasarkan Body Condition Score (BCS) dan statistik vital (LD, PB, dan TB). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) sebanyak 55 ekor betina dengan kriteria sapi betina dewasa laktasi tidak sedang bunting dengan umur 3-5 tahun pada bulan laktasi yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, pengambilan sampel secara purposive sampling. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung dilapang dengan pengumpulan data statistik vital dilakukan satu kali pengukuran, dan pengumpulan data produksi susu dilakukan pencatatan produksi susu pagi dan sore hari selama 2 bulan. Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pemilik ternak mengenai recording ternak. Analisis data menggunakan korelasi dan regresi linier untuk menunjukan hubungan antara BCS dan statistik vital dengan produksi susu sapi perah PFH. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata produksi susu sebesar 13,32±3,38 liter ECM/ekor/hari, BCS 2,55±0,40, lingkar dada 180,13±7,48cm, panjang badan 153,64±7,07cm, dan tinggi badan 136,0±5,91cm. Nilai persamaan regresi pada BCS adalah Y=6,55+2,65X, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 9,7% dan nilai keeratan/koefisien korelasi (r) sebesar 0,31 (P<0,05). Nilai persamaan regresi pada lingkar dada adalah Y=0,13X-10,03 dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 8,3% dan nilai keeratan/koefisien korelasi (r) sebesar 0,287 (P<0,05). Nilai persamaan regresi pada panjang badan adalah Y=2,61+0,069X, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 2,1% dan nilai keeratan/koefisien korelasi (r) sebesar 0,146. Nilai persamaan regresi pada tinggi badan adalah Y=10,12+0,023X, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,2% dan nilai keeratan/koefisien korelasi (r) sebesar 0,041. Kesimpulan dari hasil korelasi dan regresi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara BCS dengan produksi susu dengan persamaan regresi Y=6,55+2,65X dan terdapat hubungan yang nyata lingkar dada dengan produksi susu dengan persamaan regresi Y=0,13X-10,03, tetapi panjang badan dan tinggi badan tidak terdapat hubungan yang nyata dengan produksi susu. Hal tersebut dapat dijadikan bahan seleksi dan prediksi produksi susu sapi perah PFH berdasarkan BCS dan statistik vital di lokasi penelitian