Persepsi Dan Minat Pemuda Terhadap Agribisnis Sapi Madura (Studi Di Kecamatan Waru)

Sapi Madura merupakan salah satu tipe sapi potong lokal plasma nutfah Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sapi Madura diyakini tidak hanya memberi solusi dan menjawab tantangan swasembada daging di masa yang akan datang, namun juga menjadi bagian dari budaya Indonesia yang terdiri dari karapan sapi dan sapi sonok. Masyarakat Madura sangat antusias dengan kedua kegiatan tersebut. Pemuda menjadi salah satu pelaku penting dalam menjaga kebudayaan ini karena diharapkan pemuda di masa yang akan datang akan terus bangga dengan sapi Madura dan akan terus menjaga kemurniannya. Pada kenyataan yang terjadi pemuda saat ini tidak memiliki keinginan untuk berternak karena tidak tahu tentang agribisnis peternakan, mereka hanya berpikir bahwa berternak selesai setelah dijual dan akan mendapatkan hasil. Agribisnis peternakan menjanjikan keuntungan yang lebih besar karena agribisnis akan mengolah semua proses dan memanfaatkan setiap proses. Hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 12% siswa SMA yang berminat untuk berternak. Berdasarkan hasil survey pada tahun 2004, peneliti ingin mengetahui lebih dalam faktor yang menyebabkan rendahnya minat pemuda dalam berternak termasuk agribisnis sapi Madura padahal di beberapa desa di Kabupaten Pamekasan rata-rata setiap rumah memiliki hewan ternak atau rata-rata mata pencaharian mereka sebagai petani peternak. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian yang ingin mengetahui persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura sangat penting untuk dikerjakan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Agustus – 3 September 2014 di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura. Persepsi yang diamati meliputi nilai ekonomi, kondisi lingkungan, prestise, peran pemuda dalam peternakan dan perhatian pemerintah terhadap usaha agribisnis sapi Madura. Sedangkan minat yang diamati meliputi pembuatan perencanaan usaha, ikut merawat dan memberi makan, minum dan obat-obatan, berpandangan sebagai usaha yang menghasilkan uang, mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi, belajar agribisnis sapi Madura, melestarikan kemurnian sapi Madura, memanfaatkan hasil samping ternak dan kesediaan melakukan pekerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel secara random sampling pada pemuda yang berusia 16-30 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan memakai kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis validitas, reliabilitas, chi square dan rank spearman menggunakan program SPSS dan MS. Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pemuda terhadap agribisnis sapi Madura secara keseluruhan sangat baik dengan persentase 77% positif dan 23% negatif. Artinya pemuda masih memandang usaha agribisnis sapi Madura secara positif dan berpeluang untuk dilanjutkan. Sedangkan minat pemuda terhadap peternakan dan agribisnis sapi Madura sebesar 79% bersikap positif dan 21% bersikap negatif. Artinya pemuda sangat berminat terhadap usaha agribisnis sapi Madura. Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi dan minat yang positif menunjukkan bahwa adanya hubungan yang nyata antara persepsi dan minat. Semakin tinggi nilai persepsi pemuda diikuti dengan semakin tingginya minat pemuda. Saran penulis dari hasil penelitian ini diharapkan dengan tingginya minat pemuda di Kecamatan Waru terhadap sapi Madura pemerintah terus menjaga semangat pemuda dengan memberikan modal usaha yang bisa menjadi peluang untuk dikembangkan oleh pemuda