Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhyzus) Terhadap Kualitas Internal Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)

Burung puyuh (cortunix cortunix japonica) merupakan salah satu unggas yang memiliki siklus produksi tercepat untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada manusia. Burung puyuh memiliki potensi sebagai penghasil telur dan produksi daging. Beberapa keunggulan dari burung puyuh yaitu produksi telur yang tinggi dan masa pemeliharaan yang singkat. Produktifitas telur burung puyuh dapat mencapai 250-300 butir/tahun dengan berat rata-rata 10g/butir Kulit buah naga memiliki berat 30-35% dari total berat buah. Kulit buah naga merah masih jarang atau bahkan belum dimanfaatkan sepenuhnya meskipun pada beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa kulit buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi dan memiliki zat warna alami antosianin cukup tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada 17 April 2014 – 20 Mei 2014 di peternakan burung puyuh komersial milik Bapak Iskandar di Jalan Sentana RT.01 RW.02 Desa Bunder, Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Analisis proksimat bahan pakan dan pengolahan tepung kulit buah naga merah dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah burung puyuh jenis Coturnix coturnix japonica atau Japanese Quail betina periode layer umur 50 hari sebanyak 250 ekor. Kandang yang digunakan adalah kandang battery sebanyak 25 buah dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 50 x 50 x 30 cm. Masing - masing petak diisi 10 ekor burung puyuh. Kulit buah naga merah yang telah dipisahkan dari dagingnya dan diolah menjadi tepung sebagai feed additive. Pakan basal yang digunakan diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia (CP5104P). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dan 5 ulangan, pada tiap ulangan berisi 10 ekor burung puyuh. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 5 minggu, sebelum nya dilakukan masa adaptasi selama 1 minggu. Perlakuan yang diberikan ke ternak antara lain P0 (pakan basal tanpa penggunaan TKBNM), P1 (pakan basal + 0,25 % TKBNM), P2 (pakan basal + 0,50 % TKBNM), P3 (pakan basal + 0,75 % TKBNM), P4 (pakan basal + 1,00 % TKBNM) Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan feed additive tepung kulit buah naga merah dalam pakan burung puyuh berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap Haugh Unit, dan volume putih telur. Rataan dari Haugh Unit yang terendah hingga tertinggi antara lain P4 87,09±1,33, P3 87,19±0,76, P2 87,77±0,91, P1 88,25±0,76 dan P0 88,17±1,02. Rataan volume putih telur yang terendah hingga yang tertinggi P0 6,10±0,23, P1 6,26±0,17, P2 6,42±0,11, P3 6,33±0,16, dan P4 6,46±0,23. Sedangkan terhadap skor warna kuning telur, volume kuning telur dan kadar kolesterol kuning telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Rataan dari skor warna kuning telur dari yang terendah hingga tertinggi yaitu P0 7,08±0,12, P1 7,30±0,11, P2 7,30±0,18, P3 7,90±0,06, P4 7,97±0,04. Rataan volume kuning telur dari yang tertinggi hingga terendah yaitu P3 3,97±0,05, P4 3,78±0,15, P1 3,67±0,11, P2 3,62±0,09, P0 3,58±0,22. Rataan kadar kolesterol kuning telur dari kolesterol tertinggi hingga terendah yaitu P0 805,85±3,14, P1 804,62±3,96, P2 797,40±1,71, P3 7,93,00±5,04, P4 785,40±4,03. Kesimpulan hasil penelitian dari penambahan tepung kulit buah naga merah sebagai feed additve pada pakan dapat meningkatkan kualitas internal telur meliputi volume putih telur, volume kuning telur, skor warna kuning telur, menurunkan kadar kolesterol kuning telur dan menurunkan Haugh Unit. Perlakuan terbaik terjadi pada P4 dengan penambahan 1 % dapat meningkatkan nilai volume putih telur, volume kuning telur, skor warna,dan menurunkan kadar kolesterol kuning telur juga Haugh Unit . Sedangkan pada volume kuning telur hasil terbaik terlihat pada pemberian tepung kulit buah naga merah sebesar 0,75 %. Saran dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tepung kulit buah naga merah seperti ekstraksi zat aktif yang diaplikasikan pada ternak sebagai feed additive