Pengaruh Penggantian Dedak Padi Dengan Dedak Padi Terfermentasi Cairan Rumen Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014 sampai dengan 24 Juni 2014 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Universitas Brawijaya Malang. Analisis proksimat bahan pakan dan pengolahan dedak padi, dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek level optimal penggantian dedak padi dengan dedak padi terfermentasi cairan rumen terhadap penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, bobot badan akhir, konversi pakan dan IOFC (Income Over Feed Cost). Hasil penelitian ini diharapkan berguna menjadi kajian ilmiah serta memberikan informasi kepada pembaca pengaruh aplikasi dedak padi terfermentasi cairan rumen terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 180 ekor ayam pedaging berumur 2 minggu. Kandang yang digunakan untuk penelitian ini adalah kandang litter. Kandang yang digunakan berjumlah 20 buah berukuran P x L x T : 1 x 1 x 1 m2 dimana setiap petak diisi 8 ekor ayam pedaging. Tiap petak dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, lampu dan sekam padi sebagai litter. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan lima perlakuan. Setiap perlakuan memiliki empat ulangan pada setiap ulangan berisi 8 ekor ayam pedaging. Pakan yang digunakan terdiri dari campuran jagung 60%, konsentrat 30% dan 10% dedak padi. Perlakuan yang digunakan adalah P0 : 0% dedak padi terfermentasi cairan rumen, P1 : 2,5% dedak padi terfermentasi cairan rumen, P2 : 5% dedak padi terfermentasi cairan rumen, P3 : 7,5% dedak padi terefementasi cairan rumen dan P4 : 10% dedak padi terfermentasi cairan rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dedak padi terfementasi cairan rumen tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, bobot badan akhir, konversi pakan dan IOFC (Income Over Feed Cost). Dengan nilai konsumsi pakan P0 : 3637,1625,79 g/ekor, P1 : 3431,0016,16 g/ekor, P2 : 3437,1110,13 g/ekor, P3 : 3423,6726,33 g/ekor dan P4 3421,0518,05. Nilai bobot badan akhir P0 : 1834,7995,58 g/ekor, P1 : 1860,35140,87 g/ekor, P2 : 1959,85141,39 g/ekor, P3 : 1872,7385,91 g/ekor dan P4 : 1885,3896,06 g/ekor. Nilai konversi pakan P0 : 1,910,86, P1 : 1,850,84, P2 : 1,760,79, P3 : 1,820,82 dan P4 : 1,830,82. Nilai IOFC P0 : Rp 12545,252096,76/ekor, P1 : Rp 13216,252412,19/ekor, P2: Rp 15665,752360,37/ekor, P3 : Rp 13679,252319,05/ekor dan P4 : Rp 13068,001711,56/ekor. Penggunaan dedak padi terfermentasi cairan rumen sebesar 5% menunjukkan hasil terbaik terhadap variabel penelitian daripada yang lain yaitu konsumsi pakan (3437,1110,13g/ekor) bobot badan akhir (1959,85141,39 g/ekor) konversi pakan (1,760,79) dan IOFC (Rp 14665,752360,37/ekor). Sehingga dapat disarankan bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal maka dedak padi terfermentasi cairan rumen digunakan pada 5%, karena penggunaan dedak padi terfermentasi cairan rumen lebih dari 5% hasilnya tidak optimal hanya akan meningkatkan biaya produksi dalam usaha peternakan